Nusa Dua, Ditjen Aptika – Akselerasi transformasi digital menjadi salah satu prioritas dalam agenda Presidensi KTT G20. Ekonomi digital sebagai bagian dari pilar transformasi digital telah menjadi penggerak baru pemulihan ekonomi global.
Dalam Presidensi G20 Indonesia 2022, Kelompok Kerja Ekonomi Digital (Digital Economy Digital Working Group/DEWG) G20 yang diampu Kementerian Kominfo membahas tiga isu utama, yakni konektivitas dan pemulihan pascapandemi Covid-19, kemampuan digital dan literasi digital, serta arus data lintas batas negara.
“Transformasi digital itu ada empat pilar. Pertama pilar infrastruktur, lalu pilar vertikal ada masyarakat digital, pemerintahan digital, dan ekonomi digital. Setelah Palapa Ring diresmikan presiden, dilanjutkan program satelit yang sekarang lagi dipesan. Itu akan menyembuhkan ratusan ribu titik-titik layanan pemerintahan,” kata Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 tentang Akselerasi Tranformasi Digital Melalui G20 di Media Center KTT G20, Nusa Dua, Bali, Senin (15/11/2022).
Terkait itu, Dirjen Aptika menerangkan, tujuan dari transformasi digital adalah menciptakan pemulihan ekonomi global yang lebih inklusif terutama melalui integrasi digital usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu, memperluas inklusi keuangan, mempercepat literasi dan keterampilan digital, serta reformasi tata kelola.
Menurut Semuel, saat ini pola berjualan pelaku UMKM lebih dapat menghemat biaya operasional dengan adanya kemudahan teknologi. Di samping itu, perkembangan ekonomi digital juga dipacu oleh pergeseran perilaku masyarakat yang cenderung menggunakan platform digital di berbagai sektor kegiatan.
“Sekarang penjual dapat memasarkan produk lewat platform ataupun website, ini artinya liberalisasi. Semua orang dapat memanfaatkan kemudahan yang diberikan teknologi digital dan juga memperluas pemasaran,” katanya.
Dirjen Semuel menyampaikan peran Kemkominfo terhadap UMKM bukan hanya pencapaian target on boarding, melainkan juga memberi solusi untuk peningkatan kapasitas produk yang menjadi kebutuhan pasar.
Seperti diketahui, bulan Oktober lalu Aptika mengajak 100 UMKM terpilih untuk memasarkan produknya di ajang UMKM Go Online Virtual Expo. Acara itu menjadi puncak dari program adopsi teknologi 4.0 bagi pelaku UMKM.
Lihat juga: Manfaatkan Virtual Expo, UMKM Jangkau Pasar Lebih Luas
Lebih lanjut, Dirjen Semuel juga menyampaikan harapannya terhadap hasil pembahasan DEWG G20 bahwa akan ada kesepakatan untuk pembuatan kebijakan terkait pelindungan data.
“Ada beberapa isu pembahasan dan kita memahami perspektif dari masing-masing negara. Namun benang merahnya semua sepakat memang perlu pengaturan terkait data free flow, karena di era digital pasti data akan mengalir bebas. Jadi tata kelolanya sedang dicari jalan keluarnya,” jelasnya.
Menurutnya hasil dari kesepakatan dalam tata kelola bertujuan untuk perkembangan ekonomi digital yang dapat diimplementasikan ke depannya. Apalagi Indonesia kini sudah memiliki UU Pelindungan Data Pribadi (PDP).
“Kalau undang-undang kita itu mengikuti subjeknya, jadi melewati batas negara atau beyond the juridiction. Jadi kalau ada data orang Indonesia disalahgunakan di negara lain kami bisa mengejarnya,” tukas Semuel.
Dengan demikian, ia berharap dengan ada kesepakatan tersebut perkembangan dan kemajuan ekonomi digital bisa terakselerasi untuk semua orang dan negara, bukan hanya negara yang ada di G20.
Berdasarkan laporan Forum Merdeka Barat 9 disebutkan, G20 mempunyai posisi strategis untuk menentukan masa depan pertumbuhan ekonomi di dunia. Forum G20 menjadi platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara dengan ekonomi utama di dunia.
Kontribusi Google untuk Indonesia
Pada forum yang sama, Country Director Google Indonesia, Randy Jusuf membeberkan sejumlah kontribusi Google kepada Indonesia. Randy menuturkan, ada dua contoh yang dapat disebutkannya sebagai kontribusi Google terhadap transformasi dan perkembangan dunia digital di Indonesia.
“Pertama adalah produk yang tersedia di Indonesia. Kedua adalah beberapa inisiatif yang kami berikan di Indonesia. Saya mulai dengan produk yang kami miliki mulai seperti search Google, YouTube, dan lainnya,” paparnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Randy menyebutkan, pihaknya telah menyumbang US$ 50 miliar kepada sejumlah content creator secara global, termasuk Indonesia. Jumlahnya mencapai 1.300 dengan lebih dari 1 juta subscribers di kanal YouTube.
Lihat juga: Aplikasi Google Bisnisku Bantu UMKM Online Berkembang
Selain itu, Randy mengungkapkan, program Google Startup juga telah membantu masyarakat untuk saling belajar satu sama lain.Seperti belajar dari ahlinya dan apapun kebutuhannya. Google juga membuat laporan mengenai talenta digital. Hal ini ditandai dengan banyaknya orang yang ingin belajar teknologi digital.
“Inisiatif lain dari kami yaitu kemunculan ‘BANGKIT’ yang kini berpartner dengan GoTo, Traveloka, Kemendikbudristek, dan Kampus Merdeka untuk menyediakan pelatihan machine learning, mobile computing, cloud, dan lain-lain bagi mahasiswa,” terangnya.
Kegiatan FMB9 juga bisa diikuti secara langsung di kanal YouTube FMB9ID_IKP. Nantikan update informasi akurat, data valid dengan narasumber terpercaya diFMB9ID (Twitter), FMB9.ID (Instagram), dan FMB9.ID (Facebook). (ea)