Surabaya, Ditjen Aptika – Seiring berjalannya waktu, podcast telah menjadi media siaran yang mainstream. Setiap orang dapat membuat podcast untuk berbagai tujuan, termasuk para penyandang disabilitas.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Wiwik Sri Utami saat membuka Kelas Podcast Disabilitas di Kampus Ketintang dan Kampus Lidah Wetan, Kota Surabaya, Rabu (14/09/2022).
“Podcast menjadi salah satu media baru yang bisa dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas untuk lebih produktif dengan membuat konten yang bermanfaat,” tuturnya.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNESA, Sujarwanto menyampaikan harapan agar makin banyak kolaborasi untuk bergerak bersama mengadakan kegiatan yang ramah disabilitas.
“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk mendukung Indonesia lebih inklusif, melek digital dan makin cakap digital. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa memberikan perspektif baru,” katanya.
Podcast Sebagai Media untuk Berbagi Cerita
Selain dihadiri oleh civitas akademika dari UNESA, Kelas Podcast Disabilitas juga dihadiri beberapa narasumber yang expert di bidangnya. Salah satunya adalah Albert Wijaya, seorang podcaster tunanetra yang juga menjadi trainer disabilitas.
Albert Wijaya menuturkan, bahwa setiap orang bisa memanfaatkan kelebihan podcast untuk menyampaikan cerita.
“Teman-teman netra dan disabilitas sering banget menyimpan kisah ceritanya sendiri, nah kenapa tidak dibagikan? Kenapa nggak dibuatkan episode podcast saja?” tanyanya.
Lihat juga: Aptika Ajak Penyandang Disabilitas Terlibat Program Transformasi Digital
Sementara itu, Rena, anggota Tim Podcast Paberik Soeara Rakjat menyampaikan, bahwa sekarang ini podcast tidak hanya berbentuk audio, melainkan video. Dengan adanya video podcast, penyandang disabilitas dapat menyampaikan cerita melalui bentuk audio visual.
Rena pun memutarkan video podcast channel “What The Deaf?!”, sebuah channel podcast yang digawangi oleh dua orang perempuan tunarungu asal Amerika Serikat.
“Mereka berkomunikasi dengan bahasa isyarat (American sign language), kemudian penerjemah menerjemahkan bahasa isyarat tersebut ke dalam bentuk audio,” jelasnya.
Kegiatan Kelas Podcast Disabilitas ini merupakan bagian dari program Indonesia Makin Cakap Digital, dengan target 50 juta orang masyarakat Indonesia terliterasi digital hingga tahun 2024. (hd)