Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo mendorong pertumbuhan UMKM melalui akselerasi transformasi digital dengan target 20 juta UMKM on boarding pada 2022. Pelaku UMKM juga diberikan pembekalan adopsi teknologi 4.0 untuk mendongkrak penjualan produk.
“UMKM on boarding sudah bagus. Dalam dua tahun ini kita fokus pada active selling, dimana pelaku usaha UMKM harus ada interaksi dengan pelanggan dan harus menghasilkan nilai transaksi,” kata Direktur Ekonomi Digital Kemkominfo, I Nyoman Adhiarna dalam webinar Bincang 20 bertajuk “Menilik Peluang Transformasi Digital Sektor UMKM untuk Akselerasi Perekonomian Nasional”, Selasa (27/9/2022).
Direktur Nyoman menuturkan, pada 2020 hingga 2022 target UMKM on boarding (berjualan secara digital) mencapai 30 persen dari total 64 juta UMKM, yakni sekitar 20 juta. Sedangkan pada 2024 harus sudah mencapai 50 persen atau sekitar 30 juta UMKM.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi digital menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi nasional. Di saat pandemi, ekonomi digital mengalami pertumbuhan paling pesat dalam menopang sektor-sektor lainnya, seperti sektor kesehatan, logistik, komunikasi, makanan dan minuman.
Kementerian Kominfo melalui Ditjen Aptika pun memiliki sejumlah program dalam pemulihan UMKM pasca pandemi untuk dua tahun ke depan, yakni pelatihan dan pendampingan UMKM dalam mengadopsi teknologi 4.0. Contohnya pemanfaatan fitur QR Code, penggunaan point of sales dengan telepon seluler, dan aplikasi berbasis augmented reality/virtual reality untuk memvisualisasikan produk yang dijual.
“Program dilaksanakan cukup intensif selama enam bulan, dan dilakukan secara one by one, karena tidak semuanya bisa dilakukan pendampingan melalui online,” ujar Nyoman Adhiarna.
Selain menyampaikan program pembekalan UMKM, Direktur Nyoman juga memaparkan infrastruktur merupakan prioritas untuk menunjang pemerataan ekosistem UMKM digital. Kondisi geografis menjadi tantangan dalam pemerataan infrastruktur.
“Indonesia yang sebagian besar merupakan kepulauan menjadi tantangan dalam pemerataan infrastruktur teknologi komunikasi. Tanpa sinyal kita tidak bisa mendorong transformasi digital,” tuturnya.
Karena itu, lanjut Nyoman, Kemkominfo pada 2023 siap meluncurkan satelit Satria yang dirancang khusus untuk koneksi internet dalam mendukung pemerataan jaringan internet, khususnya bagi daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Direktur Nyoman juga mengusulkan adanya pembagian tugas dalam peningkatan penjualan produk UMKM. Untuk area yang jangkauan internet belum stabil sebaiknya menjadi produsen untuk produk UMKM.
“Sedangkan wilayah yang memiliki jangkauan internet lebih bagus, sebaiknya fokus pada strategi pemasaran untuk menjual produk ke pasar yang lebih luas,” terang Nyoman Adiarna.
Lihat juga: Dengan Adopsi Teknologi Digital, UMKM Ternate Optimis Bisa Ekspor Produk
Pada kesempatan yang sama, Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM KemenkopUMKM, Temmy Satya Permana menyebut pada tahun 2022 sudah ada 19 juta sektor usaha UMKM yang beralih ke ekosistem ekonomi digital. Namun sebagian besar UMKM belum menjadi produsen melainkan hanya sebagai penjual atau reseller.
“Sayangnya dari sejumlah e-commerce dan marketplac, produk yang mereka jual bukanlah produk lokal, melainkan didominasi buatan luar negeri,” katanya.
Menurut Temmy, hal itu akibat banyak pelaku UMKM yang menghasilkan produk tapi belum bisa menjual hasil produksinya. Peluang berjualan online akhirnya dimanfaatkan oleh mereka sebagai reseller produk impor. (ea)