Jakarta, Ditjen Aptika – Guna melakukan percepatan pemulihan ekonomi nasional paska pandemi Covid-19, Kementerian Kominfo meluncurkan Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM. Melalui program ini, pemerintah berupaya mengoptimalisasi potensi dan produktivitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui digitalisasi, khususnya bagi UMKM yang masih menjalankan usaha secara luring atau offline.
“Hari ini merupakan momen yang penting bagi kita semua, khususnya untuk UMKM, karena kita akan meluncurkan Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM. Ini adalah sebuah program yang diharapkan bisa membangkitkan kontribusi UMKM dalam ekonomi nasional melalui penerapan teknologi digital,” ujar Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan dalam sambutannya saat Peluncuran Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM secara hibrida di Jakarta Pusat, Jumat (13/05/2022).
Menurut Semuel, UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia karena mampu menyerap 97 persen tenaga kerja nasional dan berkontribusi sebesar 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Pada 2021 lalu Kemkominfo telah memfasilitasi pendampingan terhadap 26 ribu UMKM untuk aktif berjualan (active selling) secara digital bagi produsen sektor pengolahan di 10 Kawasan Pariwisata Prioritas. Sektor pengolahan tersebut terdiri atas makanan dan minuman, kerajinan kayu dan anyaman, tekstil dan pakaian jadi, furnitur, kerajinan kulit dan kerajinan angan dan lain-lain.
Kemudian di tahun 2022 ini, program ditingkatkan terhadap 30 ribu UMKM untuk peningkatan kemampuan (scale-up) adopsi teknologi digital 4.0 di 13 kawasan, yaitu Sumatra Utara, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, DI Yogyakarta & Jawa Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, Papua dan Papua Barat.
Lihat juga: Tingkatkan Daya Saing Produk Indonesia, GNBBI jadi Titik Penting Bangkitkan Bisnis UMKM
Dirjen Semuel juga menjelaskan, program itu akan dilakukan selama 6 bulan, dimana UMKM yang menjadi peserta pendampingan akan mendapatkan benefit berupa paket data, akses terhadap aplikasi agregator dan aplikasi dan materi pembelajaran online atau learning management system, serta pendampingan gratis dari berbagai platform digital.
“Sebelum dilakukan pendampingan, terlebih dahulu akan dilakukan penilaian level kebutuhan adopsi teknologi digital di kalangan UMKM yang terbagi atas empat level, yaitu level beginner, observer, adopter, dan leader,” jelasnya.
Sementara itu, Menkominfo Johnny G. Plate juga menjelaskan bahwa program ini merupakan program lanjutan dari program UMKM Go Digital dan Digital On Boarding yang bersifat lebih intensif. Melalui fasilitas pendampingan yang berkelanjutan, UMKM produsen sektor pengolahan dapat memperluas akses pemasaran, meningkatkan pendapatan, daya saing, inovasi serta efisiensi dan efektivitas operasional bisnis mereka, sehingga diharapkan UMKM dapat naik kelas.
“Program ini merupakan pendampingan berkelanjutan kepada UMKM produsen di sektor pengolahan, yang akan dilakukan selama 6 bulan secara offline maupun online. Kami melibatkan 165 fasilitator dan dilaksanakan di 15 lokasi training center yang tersebar di 13 kawasan prioritas,” terangnya.
Lihat juga: Pelatihan Digital untuk Bantu UMKM NTT Bangkit dari Pandemi
Johnny juga mengatakan, bangkitnya UMKM produsen sektor pengolahan melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dalam negeri, meningkatkan nilai ekspor, subsitusi ekspor, dan mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) sehingga dapat lebih memperkokoh fondasi perekonomian nasional. (frs)