Jakarta, Ditjen Aptika – Pemberitaan terkait Berita Hoaks Tentang Vaksin Covid-19 menjadi isu terbanyak periode ini dengan total 42 pemberitaan media online. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus melakukan tindakan terhadap hoaks seputar COVID-19, sebagai upaya untuk meredam peredaran informasi palsu tentang penyakit tersebut.
Ada ratusan ribu konten yang diblokir di media sosial dan internet secara keseluruhan sepanjang 2021. Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo ) Dedy Permadi mengatakan Kominfo telah memutus akses terhadap 565.449 konten yang melanggar peraturan perundangan di berbagai situs media sosial (medsos), seperti dikutip dari Inews.id, Jumat (31/12/2021).
Kominfo juga menghapus hoaks COVID-19 di Istagram, sebanyak 39 dari 49 sebaran unggahan hoaks COVID-19. Berikutnya adalah TikTok, sebanyak 11 unggahan hoaks seputar COVID-19 telah dihapus Kominfo dari 25 sebaran.
Selain itu untuk menjaga ruang digital tetap bersih dari persebaran hoaks, Kominfo menindaklanjuti sebanyak 1773 isu hoaks atau diisinformasi secara umum. “Dan 723 isu hoaks yang secara spesifik terkait Covid-19,” ujarnya saat konferensi pers di Kantor Kominfo. Secara khusus, Kominfo juga telah menangani total 43 kasus perlindungan data pribadi. Lebih lanjut, Dedy menyebut, 19 di antaranya telah selesai di investigasi dan dikenai sanksi. Sementara 24 kasus sisanya masih dalam proses penanganan.
Ingin Kembangkan SDM Bidang Digital, Kominfo Tawarkan Beberapa Pelatihan
Isu terbanyak kedua tentang Literasi Digital dengan total 16 pemberitaan media cetak dan online. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Platc menaikkan target pelatihan talenta digital. Pada 2022 ini, 12,5 juta orang kembali ditargetkan mengikuti pelatihan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).
Tahun 2021, total sekitar 12,3 juta orang mengikutinya, atau tercapai 98,87% dari target. Presiden Joko Widodo telah menyatakan bahwa pemerintah menyiapkan peningkatan sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan akselerasi transformasi digital nasional.
“Di tahun 2022, Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) direncanakan menyasar 5,5 juta orang dari kelompok-kelompok masyarakat yang lebih spesifik. Tujuannya, agar pelatihan lebih berguna dan tepat sasaran. Nantinya, pelatihan melalui GLND didasarkan pasa 4 pilar utama: digital skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety,” ujar Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, seperti dikutip dari wartaekonomi.co.id, Sabtu (01/01/2022).
Program ini pun nantinya terbuka untuk umum dan dapat diakses melalui situs web event.literasidigital.id. Kemajuan dan perkembangan teknologi digital yang pesat menjadi tantangan dalam menyiapkan SDM bidang Digital yang relevan dan terus up to date, sehingga program-program pengembangan SDM Digital terus diupayakan untuk didesain secara adaptif, responsif, dan visioner. (lry)