Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkolaborasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) menyelenggarakan uji coba (pilot project) penggunaan aplikasi Pembelajaran Online Terpadu. Pada kesempatan ini, Kominfo memperkenalkan aplikasi yang dapat digunakan untuk mendukung program belajar-mengajar di era modern ini.
Kegiatan pilot project ini dilakukan selama lima hari, dimulai pada Senin (22/11) sampai dengan Jumat (26/11). Setidaknya, sepuluh perwakilan dari madrasah yang tersebar di Yogyakarta mengikuti acara yang dikhususkan untuk meningkatkan layanan pembelajaran berbasis digital di madrasah Indonesia. Acara ini merupakan kelanjutan dari agenda sebelumnya di Bandung, Jawa Barat.
Acara ini dihadiri oleh Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan (LAIP) Bambang Dwi Anggono secara virtual. Sementara secara luring, hadir Koordinator Layanan Aplikasi Informatika Kemaritiman dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Sedi Priagusman, Sub Koordinator Data dan Informasi Layanan Aplikasi Informatika Kemaritiman dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Ivan Syahreza, serta Kepala Seksi Kurikulum dan Evaluasi Madrasah Direktoral Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Suwardi.
Bambang mengatakan, aplikasi Pembelajaran Online Terpadu ini sebagai tindak lanjut kebijakan nasional dalam bidang e-government khususnya Perpres No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Terpadu Elektronik. “Nah, berangkat dari situ banyak lembaga pemerintahan yang mengembangkan sistem informasi online, tidak terkecuali lembaga pendidikan,” ujar Bambang.
Sebagai informasi, aplikasi ini dapat diakses melalui website sehingga dapat digunakan secara mudah dan gratis. Menurut Bambang, sistem yang diharapkan dapat mempermudah proses belajar-mengajar ini akan terus mengalami perbaikan, baik dalam fitur atau konten yang tersedia.
“Untuk itu, dibutuhkan kerja sama yang baik antara tenaga pengajar serta murid dalam pembangunan sistem ini ke depannya agar dapat memberikan materi-materi yang lebih inovatif serta kreatif,” tutur Bambang.
Dengan menggunakan sistem ini, kata Bambang, segala inovasi dan kreativitas yang dibuat oleh para siswa dan tenaga pendidik akan menjadi kekayaan intelektual yang tersimpan secara baik oleh negara. Dengan demikian, tidak akan mudah disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Jejak digital ini juga akan menjadi bagian bukti perjuangan para bapak atau ibu guru serta murid-murid dalam menjadikan sistem pendidikan Indonesia yang modern,” lanjut Bambang.
Kemkominfo Dukung Madrasah Tingkatkan Pelayanan Melalui Media Digital
Sementara itu, Suwardi menyambut baik kolaborasi ini. Menurutnya, upaya tersebut sangat penting dalam meningkatkan layanan pembelajaran berbasis digital di madrasah. Tahun 2021 ini pihaknya menargetkan 25 madrasah mulai bergabung menggunakan aplikasi Pembelajaran Online Terpadu. Angka itu diyakini meningkat di 2022 menjadi 1.000 madrasah yang menggunakan aplikasi Pembelajaran Terpadu berbasis online.
Semenjak adanya Covid-19, hingga kini sebagian kegiatan belajar-mengajar masih dilakukan secara daring. Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu dinilai membawa sederet manfaat, seperti adanya modul pembelajaran.
Selain modul pembelajaran, terdapat juga fitur untuk penerimaan peserta didik baru secara online. Server yang digunakan juga sudah disediakan oleh pemerintah. “Jadi pihak madrasah tidak perlu mengeluarkan dana untuk sistem baru ini,” kata Suwardi.
Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu dibuat untuk mempermudah komunikasi dan proses pembelajaran antara guru dan murid di era Teknologi Informasi 4.0. Dengan memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi, diharapkan aplikasi ini dapat mempermudah berbagai aktivitas pendidikan, di tengah keterbatasan kondisi yang tidak memungkinkan sekolah menggelar aktivitas pembelajaran dengan cara tatap muka.
Sub Koordinator Data dan Informasi Layanan Aplikasi Informatika Kemaritiman dan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kominfo, Ivan Syahreza mengatakan, Learning Management System (LMS) merupakan suatu perangkat lunak yang digunakan untuk membuat konten-konten dalam proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Selain itu, sistem ini juga lebih memudahkan guru dan murid untuk berinteraksi serta dapat meningkatkan produktivitas dalam proses belajar mengajar.
“Rencananya, ke depan aplikasi ini akan dapat diakses melalui domain madrasah.co.id. Untuk sementara, selama pengembangan menggunakan domain dari pihak pengembangnya, yaitu PT. TCS. Karena masih dalam proses pengembangan (development) pada pusat data nasional Kemkominfo,” ujar Ivan di Hotel Harper Malioboro, Yogyakarta, Rabu (24/11).
TCS mendemonstrasikan langsung manajemen pembelajaran yang berfokus pada assesment dan bank soal. Peserta dibimbing cara membuat soal-soal yang nantinya akan tersimpan menjadi bank soal. Ke depan, setelah soal-soal ini sudah tersimpan dapat diterapkan untuk kegiatan belajar mengajar pada setiap madrasah yang mengikuti pelatihan ini.
Kemudian, setiap perwakilan dari madrasah di Yogyakarta yang ikut pelatihan diminta mempraktikkan cara pembuatan assesment bank soal sesuai panduan dari tim TCS. Ada beberapa jenis soal yang dipraktikan pada pelatihan ini. Salah satunya adalah pembuatan pertanyaan komprehensif yang biasanya dikenal dengan soal-soal cerita, yang dapat melampirkan teks pertanyaan atau audio sebagai pendukungnya.
Pelatihan dan uji coba Aplikasi Pembelajaran Online Terpadu ini diikuti 10 sekolah madrasah di Yogya, yaitu MIN 1 Yogyakarta, MIN 1 Sleman, MIS Giriloyo 2 Bantul, MTsN 1 Yogyakarta, MTsN 6 Sleman, MTs Mualimat Yogyakarta, MAN 1 Yogyakarta, MAN 2 Kulonprogo, serta MAN 1 Gunung Kidul. (Dit. LAIP)