Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo melalui Sekretariat Ditjen Aplikasi Informatika dan Pusat Kelembagaan Internasional bekerja sama dengan TrainForTrade Programme United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) mengadakan workshop Restitution Workshop on e-Commerce and Digital Identity pada 7- 9 Desember 2021.
Workshop itu membahas isu spesifik berkaitan dengan e-commerce dan identitas digital sebagai kelanjutan pertemuan sebelumnya di Filipina pada tahun 2018, dan di Singapura pada tahun 2019.
Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan, teknologi telah memungkinkan terlaksananya pelatihan meskipun terpisah ruang dan waktu akibat pandemi Covid-19. Digitalisasi tidak dapat dihindari lagi.
“Sebuah negara akan tertinggal jika tidak dapat mendigitalkan berbagai aspek dalam bisnis, pemerintahan, pendidikan, perdagangan barang dan jasa, serta komunikasi. Digitalisasi merupakan kunci bagi suatu negara untuk mempertahankan daya saingnya di kancah inovasi,” katanya saat pidato penutupan workshop, Kamis (9/12/2021).
Berkaitan dengan hasil digitalisasi yang tak terhindarkan itu, Indonesia saat ini sedang mengembangkan peta jalan Indonesia Digital Nation, dengan motto bermartabat, berkeadilan, dan berdaya saing. Peta jalan transformasi digital diwujudkan ke dalam tiga pilar utama, yaitu masyarakat digital, ekonomi digital, dan pemerintahan digital.
Untuk mengembangkan ekosistem digital yang lebih baik, infrastruktur digital yang andal mulai dari jaringan backbone hingga jaringan last-mile menjadi hal yang sangat perlu dibangun di seluruh negeri. Selanjutnya, manusia menjadi jantung dari proses transformasi digital tersebut.
Oleh karena itu, lanjut Dirjen Aptika, Kementerian Kominfo telah melakukan berbagai kebijakan dan program yang turut membangun masyarakat Indonesia agar siap bertransformasi digital.
Misalnya melalui program Literasi Digital, 1000 Startup Digital, dan Digital Talent Scholarship yang bekerjasama dengan universitas berkelas dunia. Misalnya Harvard, Oxford, Tsinghua University, dan National University of Singapore.
Selain program-program tersebut, produk identitas digital merupakan pilar yang tidak kalah penting bagi ekosistem digital Indonesia di masa depan. “Kehadiran sistem identitas digital nasional mampu menciptakan iklim bisnis yang lebih efisien dengan mereduksi risiko, karena data dan informasi sudah diverifikasi oleh lembaga pemerintah yang berwenang,” jelas Semuel.
Lihat juga: Hadiri Pertemuan UNCTAD, Menteri Johnny Tekankan Pentingnya Aspek Kedaulatan Data untuk Indonesia
Selain itu, sistem ini juga mampu meminimalkan kesalahan input data akibat human error dan mengurangi berbagai kendala verifikasi. Identitas Digital akan memungkinkan transaksi online yang lebih lancar, lebih murah, dan lebih aman.
“Aktivitas orang di ruang digital menjadi lebih sederhana. Juga meningkatkan proses bisnis, dengan tetap bahwa pemilik data memiliki kontrol atas data pribadi mereka, dan terdapat standar keamanan dan privasi yang terjamin”, terang Dirjen Semuel.
Acara TrainForTrade Programme of UNCTAD tersebut diikuti 40 peserta dari kementerian/lembaga di Indonesia. Diantaranya Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Selain itu, turut hadir peserta dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Asosiasi e-Commerce Indonesia, Asosiasi Fintech Indonesia, ASEAN Secretariat, dan PT. Pelabuhan Indonesia. Melalui mekanisme hybrid, ikut pula peserta dari luar Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. (nls)