Rektor INF: Generasi Milenial Tidak Hanya Jadi Pengikut tapi Buatlah Perubahan

Rektor INF Yohanes Freadyanus saat acara Pertunjukan Rakyat Virtual, Selasa (26/10/2021).

Jakarta, Ditjen Aptika – Rektor Institut Nasional Flores (INF) mengajak generasi milenial untuk menjadi pekerja-pekerja kreatif yang tidak hanya menjadi pengikut, tapi membuat berbagai perubahan.

“Generasi sekarang jadilah pekerja kreatif, wiraswasta, profesi pekerjaan bebas, dan pekerjaan-pekerjaan menakjubkan lainnya. Jangan hanya jadi pengikut, tapi buatlah perubahan. Misalnya kalian suka menonton film, maka besok giliran film kalian yang ditonton,” kata Rektor INF Yohanes Freadyanus saat acara Pertunjukan Rakyat Virtual, Selasa (26/10/2021).

Mengutip hasil survei Badan Pusat Statistik pada Mei 2021, Johanes menyebut tingkat pengangguran di Indonesia pada tahun 2020 mencapai hampir 10 juta orang. Industri kreatif berpotensi besar dalam membuka lapangan kerja bagi para generasi muda.

Dilanjutkan oleh Yohanes, generasi milenial juga harus memiliki sejumlah keahlian, yaitu berpikir kritis, komunikatif, kolaboratif, dan kreatif.

“Di era sekarang ini, sedang terjadi peralihan dari teknologi komunikasi dengan konsep analog ke teknologi digital, sehingga pola komunikasi yang terjalin tidak lagi satu arah. Lebih mengedepankan komunikasi sirkular yang memungkinkan adanya dialog antar pelaku komunikasi,” terang Johanes.

Sementara itu Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Nagekeo, Servulus Babo Nuwa menambahkan tantangan yang dihadapi UMKM Nagekeo di era UMKM 4.0.

“Tantangannya yaitu infrastruktur pendukung literasi digital, pemetaan wilayah, kualitas produksi dan daya saing produk. Bagaimana memenuhi standar produk dan isu lingkungan, serta kapasitas produksi yang sesuai dengan kebutuhan pasar,” jelas Servulus.

Ia pun menguraikan tingkatan-tingkatan literasi digital, yaitu:

  1. Literasi dasar, yaitu literasi baca dan tulis, literasi sains, literasi finansial, literasi digital dan literasi budaya;
  2. Era industri, seperti pada era Industri 1.0 – 3.0, ditemukan mesin uap, listrik dan komputasi data;
  3. Era industri 4.0, industri berkembang dengan adanya Internet of Things (IoT), big data, kecerdasan buatan (AI), teknologi nano, bioteknologi, virtual reality dan augmented reality;
  4. Era industri 5.0, terjadi kebangkitan society dengan konsep industri fokus pada pemberdayaan manusia, teknologi dan data.

Lihat juga: Sesditjen Aptika: Penguasaan Literasi Digital Penting Bagi Generasi Milenial

Sedangkan Koordinator Tata Kelola Komunikasi Publik Ditjen IKP Kemkominfo, Mulyani mengajak semua pihak untuk berpikir kreatif, terutama di kondisi sulit akibat pandemi Covid-19 ini. Generasi muda juga perlu meningkatkan kreativitas seperti dalam berinteraksi, dan berbisnis.

“Kementerian Kominfo beberapa hari lalu sudah meluncurkan program literasi digital. Dengan adanya program tersebut, diharapkan generasi milenial bisa terdorong untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif,” tutur Mulyani.

Pertunjukan rakyat secara daring tersebut dibuat dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dan penanganan Covid-19. Tema yang diangkat yaitu Pemberdayaan dan Inovasi Teknologi Digital untuk Meningkatkan Produktivitas Ekonomi Bisnis. (thp/magang)

Print Friendly, PDF & Email