Jakarta, Ditjen Aptika – Transformasi digital mengubah pola pikir, cara kerja, hingga budaya dalam menggunakan teknologi. Pola pikir pengguna menjadi kunci untuk membuat aktivitas lebih produktif, efektif, dan efisien.
“Poin utama transformasi digital terletak pada pola pikir penggunanya, sedangkan teknologi ditempatkan sebagai enabler atau sebagai alat,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan saat peluncuran buku Founder Starter Pack, Rabu (27/10/2021).
Semuel meneruskan, tranformasi digital bukan tentang mencari teknologi tercanggih, melainkan tentang pola pikir untuk terus mencari cara terbaik dalam melakukan sesuatu dengan bantuan teknologi digital. Dimulai dari kepekaan akan masalah dalam kehidupan sehari-hari, kemudian pikirkan agar prosesnya menjadi lebih mudah.
“Berbagai fondasi yang dapat memfasilitasi transformasi digital, mulai dari infrastruktur, aplikasi, regulasi, tata kelola, hingga pengembangan teknologi penunjang. Namun semua ini kuncinya ada pada SDM digital,” ungkapnya.
Sedangkan untuk mencapai transformasi digital perlu adanya proses digitization atau mengubah data analog menjadi data digital. Melalui proses konversi, informasi diubah menjadi data yang dapat diproses komputer. “Setelah itu baru digitalisasi, proses adopsi teknologi untuk mengoptimalkan kinerja,” ujar Semuel.
Kementerian Kominfo sendiri telah menyiapkan berbagai program untuk membina talenta digital hinggal pemain ekosistem digital. Ada program Gerakan Nasional Literasi Digital sebagai program dasar, program Digital Talent Scholarship dan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital untuk program menengah, kemudian Digital Leadership Academy dan Startup Studio Indonesia untuk program lanjut.
“Dalam mewujudkan ekosistem digital pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Dibutuhkan stakeholder lainnya untuk mewujudkan cita-cita bersama, Indonesia Digital Nation,” terang Semuel.
Ia pun mengharapkan semakin banyak pihak yang mau berkolaborasi untuk memajukan ekosistem digital Indonesia. “Dengan internet kita merdeka dalam berkarya, dengan kolaborasi kita ciptakan inovasi, karena Indonesia Maju mulai dari kamu,” tutup Semuel.
Lihat juga: Percepat Transformasi Digital, Kominfo dan Gojek Adakan MoU
Sementara itu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim ikut menambahkan, pelajaran terbesar dari pandemi ini adalah semakin pentingnya perpaduan antara resiliensi dan fleksibilitas. Pelaku usaha diharapkan selalu produktif di masa-masa mendatang.
“Dengan perubahan yang disebabkan oleh pandemi, pola pikir tentang bisnis dan usaha harus diubah. Perlu membaca peluang dan merancang strategi bisnis yang mendukung upaya pembangunan sejahtera dan berkelanjutan,” kata Nadiem.
Turut hadir dalam acara yang diselenggarakan oleh Gerakan Nasional 1000 Startup Digital itu Direktur Utama dari Sequoia India and SEA, Rajan Anandan; Manajer Pengembangan Bisnis dan Komunikasi Sequioa India and SEA; Co-founder & CEO Otoklix, Martin Suryohusodo; dan Co-founder & CEO Rukita, Sabrina Soewatdy. (adn/magang)