Bali, Ditjen Aptika – Di ajang Southeast Asia Internet Governance Forum (IGF) 2021, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kominfo memaparkan strategi transformasi digital nasional. Ada tiga pilar yang akan dilakukan transformasi digital, yakni pemerintah, masyarakat, dan ekonomi.
“Untuk menyatukan tiga pilar tersebut dalam sebuah ekosistem maka dibuat Roadmap Indonesia Digital yang saat ini sedang disusun. Kemkominfo sendiri memiliki berbagai program yang tertuang dalam fungsi regulator, fasilitator, hingga akselerator,” papar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan dalam Opening Southeast Asia Internet Governance Forum dengan tema Digital Tranformasi in Southeast Asia, Westin Bali, Rabu (01/09/2021).
Dalam menjalankan fungsi sebagai regulator, lanjut Dirjen Aptika, Kemkominfo sebenarnya sudah sejak tahun 2008 mendeklarasikan ruang digital ditandai dengan disahkannya UU ITE. Demi mendukung transformasi digital, Kemkominfo menyusun regulasi tidak lagi secara kaku (rigid).
“Hal itu guna memberikan ruang kepada masyarakat ataupun bisnis dalam mengembangkan inovasi, jadi kita memberikan ruang agar mereka bisa bergerak maju,” tandasnya.
Sementara itu dalam menjalankan peran sebagai fasilitator, pemerintah juga memfasilitasi sektor-sektor strategis, seperti UMKM, petani, nelayan, dan pariwisata. Kemkominfo memiliki program-program bagaimana mengenalkan sektor-sektor tersebut terhadap teknologi digital.
“Kita ajarkan mereka mengadopsi teknologi dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk apa? Untuk meningkatkan produktivitasnya. Selain itu Kemkominfo juga memfasilitasi generasi muda yang ingin membangun startup melalui sejumlah program, seperti 1000 Startup Digital dan Startup Studio Indonesia,” tutur Dirjen Semuel.
Tidak berhenti hanya sebagai fasilitator, Kemkominfo juga turut melakukan percepatan (akselerator). Stimulus-stimulus diberikan dalam bentuk bantuan penyusunan bisnis proses kepada para pelaku startup agar bisa berkembang.
“Kami punya program Hub.id yang akan mempertemukan para startup dengan investor, baik lokal maupun internasional. Itu yang kami lakukan,” tandas Dirjen Semuel.
Lihat juga: Kominfo Perluas Jaringan Startup Digital Melalui HUB.ID
Namun ia menekankan, bahwa kunci dasar dari transformasi digital ialah sumber daya manusia, yakni masyarakatnya itu sendiri. Tanpa SDM digital maka Indonesia hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri.
Kemkominfo juga memiliki program pengembangan SDM digital melalui Gerakan Nasional Literasi Digital, dimana target pertahun memberikan literasi digital kepada 12,4 juta masyarakat Indonesia. Diharapkan pada akhir tahun 2024 akan tercapai 50 juta masyarakat Indonesia yang terliterasi.
Dalam melakukan literasi digital dibuat kurikulum yang diturunkan dalam empat modul literasi digital, yakni digital skill, ethics, culture, dan safety.
“Sifat ruang digital ini inklusif atau partisipasinya terbuka, untuk itu kita harus menyiapkan masyarakatnya. Itulah kuncinya transformasi digital di manapun juga,” tegas Dirjen Aptika.
Pada akhir paparannya, Dirjen Semuel mengatakan bahwa transformasi digital perlu direncanakan agar kita dapat memitigasi risikonya. Cara mengantisipasi hal tersebut menurutnya perlu disiapkan sumber daya manusia, adopsi teknologi, dan juga koridor hukum atau regulasinya.
“Mari kita melakukan harmonisasi bekerja bersama-sama dalam mewujudkan tata kelola internet yang baik. SEA IGF merupakan wujud antusias dan semangat kita untuk berpartisipasi aktif dan berkontribusi dalam tata kelola internet,” pungkas Dirjen Semuel.
Lihat juga: Akselerasi Transformasi Digital dalam Roadmap Digital Indonesia 2021-2024
Tentang SEA IGF 2021
Southeast Asia Internet Governance Forum (SEA IGF) 2021 yang mengusung tema Digital Tranformasi in Southeast Asia merupakan inisiasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia dan IGF Indonesia. Forum tersebut diselenggarakan dengan tujuan diskusi, saling bertukar informasi, dan mencari inspirasi, dalam bidang tata kelola internet dikawasan asia tenggara.
SEA IGF 2021 dihelat di Bali selama dua hari dari tanggal 1 – 2 september 2021 dan diikuti oleh total 43 negara. SEA IGF dihadiri oleh 255 peserta yang hadir secara luring dan 1.321 orang secara daring.
Pada gelaran SEA IGF 2021 tersebut terrdapat 3 sub tema yang akan menampilkan berbagai kelas interaktif, seperti:
Sub Theme 1: Ict Infrastructure And Cyber Security
- Development And Utilization Of Community Based Internet Infrastructure: School Of Community;
- Defining Human Centric Cyber Security During Pandemic Covid 19 In South East Asia;
- Universal Acceptance Of Domain Names And Email Addresses For A More Linguistically Inclusive;
- The Role Of Icts And Other Technologies In Southeast Asia’s Post Covid Economic Recovery;
- Acceleration Of Digital Transformation In Sea: Improving Connectivity, Inclusion And Safety.
Sub Theme 2: Digital Rights And Society
- Switch Sea: Fostering Diversity And Gender Empowerment In Technical Leadership Of The Internet;
- Data Governance Accountability In The Pandemic;
- Intermediary Liability Discussion: Social Media (Publisher Vs.Non Publisher) Governance In Asia);
- Cyber Norms Operationalization In Asean;
- Establishing A Personal Data Protection Standard At The Regional Level: Learning From The National Level.
Sub Theme 3: Youth And Innovation Development
- Computational Thinking Skills, A Human Centric Approach Towards Digital Transformation;
- The Urgency Of Integration Of Information And Communication Technology Volunteers;
- Back To The Future: “Indigenous Languages And Characters In The Industry 4.0 Era;
- Collaborative Approaches To Accelerate Public Health Communication Through Utilization Of Information;
- Measuring The Margins; Shaping Asean’s Digital Future.
Selain tiga sub tema tersebut ada juga additional session yang diisi oleh beberapa kelas seperti Google X Siberkreasi: Fact Checking Class, The Role Of Open And Interoperable Infrastructure In The Internet’s Success, dan Digital Literacy For Disabilities: Empowering Uniqueness Into Strength. (lry)