BSSN: Data Masyarakat yang Ada dalam Sistem eHAC Masih Tersimpan Baik.

Jakarta, Ditjen Aptika –  Isu seputar kasus kebocoran data aplikasi electronic Health Alert Card (eHAC) masih mendominasi pemberitaan 24 jam terakhir dengan intensi sangat tinggi. Topik yang diangkat seputar progres investigasi dugaan kebocoran data pada aplikasi eHAC, klarifikasi dari pihak Kemenkes, serta dorongan untuk mempercepat pengesahan Rancangan UU Pelindungan Data Pribadi.

Media mengutip penjelasan Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara Anton Setiawan bahwa data masyarakat yang ada dalam sistem eHAC masih tersimpan dengan baik. Menurut jubir BSSN, yang terjadi adalah threat information sharing, adanya pertukaran informasi di antara pihak-pihak yang punya izin terhadap keamanan siber.

Kebocoran data ini juga dikaitkan dengan PeduliLindungi. Menurut Anton, Peduli Lindungi adalah platform yang penyelenggaraannya adalah pemerintah dan keamanan data sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah dalam hal ini Kemenkes dan Kominfo.

Media mengangkat pernyataan Ketua Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC Dr. Pratama Persadha bahwa dugaan kebocoran data e-HAC karena lambat dalam take down server aplikasi eHAC lama. Server baru di-takedown sebulan setelah laporan pertama ke Kemenkes dan setelah vpnMentor menghubungi BSSN.

Media juga mengangkat pernyataan pakar keamanan siber Vaksin.com Alfons Tanujaya yang menyoroti pasal terkait keamanan data dalam syarat dan ketentuan di aplikasi PeduliLindungi. Menurut Alfons PeduliLindungi ingin mengelola data masyarakat tetapi menolak bertanggung jawab jika terjadi kerugian yang diakibatkan oleh akses tidak sah terhadap PeduliLindungi.

Literasi Digital Inklusif bagi Teman Disabilitas di Forum Internasional SEA IGF 2021

Isu mengenai literasi digital juga mewarnai pemberitaan dalam 24 jam terakhit. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi tengah memperkuat edukasi literasi digital. Khususnya bagi penyandang disabilitas melalui berbagai program seperti kelas podcast, webinar literasi digital, kelas produksi konten (fotografi dan videografi).

Inisiatif tersebut bertujuan untuk menciptakan ruang digital yang inklusif merupakan salah satu agenda penting dalam transformasi digital di Indonesia. Sebab seluruh elemen masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk berkontribusi di ruang digital, termasuk penyandang disabilitas.

Salah satu upaya mewujudkan ruang digital yang inklusif yakni melalui penguatan literasi digital di kalangan penyandang disabilitas. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Program Literasi Digital Kementerian Kominfo RI sekaligus wakil ketua GNLD Siberkreasi, Rizki Amelia di Sesi Panel Diskusi ‘Digital Literacy for Disabilites: Digital Literacy for Disabilities: Empowering Uniqueness into Strength’ Southeast Asia Internet Governance Forum di Bali International Convention Center, Rabu (1/9/2021).

“Riset joint partnership Australia dan Indonesia mengungkap bahwa penyandang disabilitas di Indonesia memiliki pendidikan yang tidak layak serta keterbatasan akses publik khususnya di era transformasi digital saat ini. Merespon hal tersebut, maka Kementerian Kominfo melalui program literasi digital nasional memandang perlunya penguatan edukasi literasi digital bagi penyandang disabilitas,” ujarnya.
Pihaknya membuat kurikulum literasi digital khusus bagi penyandang disabilitas dengan berbasis empat pilar literasi digital. Di antaranya, yaitu digital skills, digital culture, digital ethics dan digital safety

“Dua tahun belakangan ini, kami telah melaksanakan penguatan literasi digital bagi penyandang disabilitas bekerja sama dengan berbagai multistakeholders seperti kegiatan kami bersama Kemdikbud berupa webinar strategi pembelajaran peserta didik teman tuli selama pandemi,” katanya.

Selanjutnya, program kolaborasi dengan mitra jejaring GNLD Siberkreasi berupa webinar peluang kerja bagi difabel serta berbagai kegiatan lainnya. Kolaborasi multistakeholders adalah kunci utama dalam mewujudkan ruang digital yang inklusif. Oleh karena itu, melalui SEA-IGF 2021 ini, Kemkominfo mengajak berbagai pihak untuk turut serta dalam mewujudkan ruang digital yang inklusif dengan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo bersama GNLD Siberkreasi. (lry)

Print Friendly, PDF & Email