Jakarta, Ditjen Aptika – Isu mengenai literasi digital masih diberitakan media selama akhir pekan. Media mengangkat topik Kemkominfo mengandalkan tiga pendekatan dalam menanggulangi maraknya hoaks dan konten negatif di Indonesia. Ketiga pendekatan itu mencakup tingkat hulu, menengah, dan hilir.
Terkait pendekatan di tingkat hulu, Kementerian Kominfo gencar melakukan literasi digital. Kominfo telah bekerja sama dengan 108 komunitas, akademisi, lembaga pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk memberikan literasi digital.
“Ini untuk mendidik masyarakat guna menyebarkan informasi yang akurat serta menghentikan penyebaran konten negatif dan hoaks,” kata Menteri Kominfo Johnny G Plate dalam agenda World Economic Forum (WEF) Global Coalition on Digital Safety Inaugural Meeting 2021, berdasarkan siaran pers yang dikutip Katadata.co.id, Jumat (17/09/2021).
Di tingkat menengah, Kementerian Kominfo mengambil langkah pencegahan. Kementerian misalnya menghapus akses konten negatif yang diunggah ke situs web atau platform digital.
Kementerian melakukan langkah tersebut apabila menemukan akun yang mendistribusikan hoaks dan konten palsu terkait Covid-19. Kementerian juga bekerja sama dengan platform media sosial seperti Facebook, Twitter, hingga YouTube dalam melakukan tindakan penghapusan akses.
Di tingkat hilir, Kementerian Kominfo mengambil tindakan hukum. Kominfo berkolaborasi dengan pihak kepolisian guna mencegah penyebaran informasi yang salah dan menyesatkan di ruang digital.
Indonesia akan Paparkan Keberhasilan Jaring Konten Digital di WEF 2021
Isu mengenai ekonomi digital juga ramai diberitakan media selama akhir pekan. Indonesia mendapat bagian dalam gelaran World Economic Forum Global Coalition Digital Safety 2021. Pada forum tersebut, Indonesia akan membagikan keberhasilan dalam menjaring konten-konten di media sosial.
Menkominfo, Johnny G. Plate menyatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang berhasil dalam menjaring konten di internet. Keberhasilan ini tentunya bisa menjadi pembelajaran untuk negara-negara lain yang tergabung dalam forum ini.
“Di Indonesia untuk menjaga ruang digital yang bersih, keterlibatan pentaheliks harus digerakkan secara bersama, baik pemerintah, akademia, organisasi non pemerintah (NGO), tokoh masyarakat, dan media,” ujar Johny dalam program Metro Pagi Primetime yang dikutip Medcom.id, Jumat (17/09/2021).
Ia menjelaskan pada awal September 2021, Indonesia berhasil menjaring 214 kasus pornografi anak, 22 ribu lebih kasus terorisme, 1.800 hoaks terkait covid-19 dan 319 hoaks terkait vaksin covid-19.
Dengan keberhasilan ini tentunya dapat menjadi kontribusi Indonesia dalam menyumbangkan konten positif, bukan hanya untuk masyarakat Indonesia, namun juga untuk dunia. Selain itu, hal ini juga mencegah banyaknya tindak kekerasan. (pag)