Jakarta, Ditjen Aptika – Jumlah pendaftar program Startup Studio Indonesia (SSI) batch 3 melonjak lima kali lipat dari sebelumnya. Antusiasme yang besar itu diharap akan mendorong lahirnya startup-startup berkualitas.
“Pada SSI batch dua terdapat 1.063 startup yang mendaftar, sedangkan batch tiga ini jumlah pendaftar mencapai 5.723. Antusiasme yang luar biasa ini kami harapkan tidak hanya dari segi kuantitas, tapi juga kualitas,” jelas Direktur Pemberdayaan Informatika Kemkominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto, saat Konferensi Pers Startup Studio Indonesia Batch 3 secara virtual, Senin (27/09/2021).
Peningkatan pendaftar yang mencapai lima kali lipat ini, lanjut Boni, kami berikan apresiasi kepada rekan-rekan founder startup yang berusaha memajukan startup digitalnya. Ia berharap kepada 15 startup digital terpilih dapat ikut memajukan startupnya dan memecahkan berbagai masalah penting di masyarakat.
Menurut Boni, startup-startup terpilih itu merupakan perwakilan terbaik. Ia pun berharap dengan mengikuti SSI batch 3 para founder bisa mendapatkan banyak masukan dan manfaat-manfaat yang dibutuhkan.
“Melalui program SSI ini Kemkominfo mendorong terbentuk talenta-talenta kuat yang dapat menghasilkan product market fit sesuai bagi kebutuhan masyarakat. Kami akan terus mengawal, membina, dan mendampingi para founder startup agar kualitasnya terus meningkat,” tandas Boni.
Lihat juga: Startup Studio Indonesia Batch 3 Umumkan 15 Startup Terpilih
Sementara itu salah satu Dewan Kurator sekaligus Managing Partner Impactto, Italo Gani menjelaskan mengenai proses kurasi yang dilakukan. Melakukan kurasi dari lima ribu lebih menjadi 15 startup melewati proses yang cukup panjang.
“Dari awal proses registrasi kami sudah banyak melakukan kurasi untuk memilih sejumlah startup yang memenuhi persyaratan. SSI memang diperuntukan bagi startup yang sudah launching, sudah punya traction, dan tentunya founder yang mengerti permasalahan dengan sangat-sangat baik,” tutur dia.
Secara mendetail ia menguraikan kriteria startup yang dapat mengikuti SSI, yaitu:
- Startup telah memiliki traction minimal 3 – 6 bulan, sudah melalui ideation stage dan telah melakukan validasi user;
-
Startup saat ini dalam tahap pendanaan bootstrap, angel, pre-seed, hingga seed, dan sedang mencari pendanaan seed, Pre-Series A, hingga Series A;
-
Startup menunjukkan potensi menuju product market fit, dilihat dari grafik traction active users dan retention rate;
- Startup menunjukkan kemampuan scale up dan memiliki path to scalability dan profitability;
- Startup telah berbadan hukum; dan
-
Founder startup sudah full time.
Italo juga menjelaskan hal-hal yang menjadi perhatian investor terhadap startup digital, yaitu pertama investor menurutnya akan melihat early startup founder. “Apa mereka punya kegigihan melewati masa-masa early stage, karena inilah masa yang paling sulit,” ungkap dia.
Kedua menurutnya, investor akan melihat masalah yang akan dipecahkan merupakan masalah besar atau tidak. Sebab investor akan melihat seberapa besar dampak solusi startup terhadap kebutuhan masyarakat.
“Seperti yang dapat dilihat bahwa di Indonesia banyak masalah yang bisa diselesaikan oleh startup dengan berkolaborasi bersama pemerintah maupun pemangku kepentingan lain. Contohnya ketika pandemi ini banyak solusi yang diciptakan startup baik di bidang pendidikan, kesehatan, hingga perdagangan,” papar Italo.
Pada kesempatan tersebut turut hadir lulusan program Startup Studio batch pertama, CTO dan Co-Founder Verihubs, Williem yang menceritakan alasan dirinya mengikuti program Startup Studio Indonesia.
“Alasan kami dulu ikut SSI karena konsepnya sangat menarik, dimana terbuka peluang mempertemukan founder-founder yang masih baru memulai bisnis dengan founder yang sudah mengelola startupnya lebih stabil dan mendapatkan pendanaan,” terangnya.
Ia menilai dengan bertemu para founder tersebut dapat memberikan banyak masukan bagaimana mengembangkan startup yang baru dirintis. Alasan kedua, dengan mengikuti SSI akan mendapat kesempatan bertemu dengan berbagai macam venture capitals, dimana kesempatan tersebut cukup sulit bila tanpa mengikuti SSI.
Lihat juga: Ignition 1000 Startup Digital, Manfaatkan Momentum Pandemi untuk Kembangkan Startup
Selain itu, Williem juga membagikan keuntungan lain yang akan didapat jika mengikuti program SSI, yaitu komunitas SSI itu sendiri. Banyak founder yang berjuang bersama untuk saling berbagi dan saling membantu mencari solusi. Hal itu penting bagi early startup founder menurut dia.
Terakhir Williem berpesan kepada para founder dalam membangun startup bahwa pola pikir bukan pada teknologi seperti apa yang akan dikembangkan. Namun dalam membangun startup yang paling penting ialah memahami problem apa yang ingin diselesaikan. Apakah masalah tersebut betul-betul penting dan membutuhkan solusi cepat. (lry)