Jakarta, Ditjen Aptika – Isu seputar penanganan Covid-19 kembali mendominasi pemberitaan 24 jam terakhir. Isu yang diangkat oleh media antara lain seputar penanganan hoaks terkait pandemi/infodemi dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di fasilitas publik.
Terkait penanganan hoaks di masa pandemi, media mengutip penjelasan Dirjen IKP Usman Kansong, bahwa Kominfo terus menyisir dan membuat kontra narasi untuk mengatasi hoaks yang menyebar sangat cepat saat pandemi. Khususnya, hoaks yang berhubungan dengan kesehatan.
Menurut Dirjen Usman, hoaks yang tumbuh di masyarakat bisa menghambat penanganan krisis Covid-19. Ia memaparkan, ada 270 isu hoaks yang berhubungan dengan vaksin covid-19, dan otal ada 1.897 konten hoaks terkait vaksin covid-19. Mengatasi hal ini, Kominfo segera menurunkan konten (take down) tersebut bekerja sama dengan penyelenggara sistem elektronik/platform media sosial.
Ia turut menjelaskan, selain memutus akses, Kominfo juga terus meningkatkan literasi digital kepada masyarakat dan memberikan kontra narasi terhadap hoaks yang beredar. Menurut Dirjen Usman, menyebarkan kontra narasi merupakan salah satu cara melindungi masyarakat dari hoaks.
Sementara itu terkait aplikasi PeduliLindungi, media mengutip penjelasan Menkominfo bahwa penerapan kebijakan via aplikasi tersebut sudah dilaksanakan di sekitar 250 lokasi terdiri atas mal, restoran, bank, rumah sakit, hotel, dan perkantoran. Saat ini terdapat enam sektor yang menjadi fokus pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi dalam hal skrining, yaitu sektor perdagangan (pusat perbelanjaan, pasar modern dan pasar tradisional), transportasi (darat, laut, udara), pariwisata (hotel, restoran, event/pertunjukan).
Lalu sektor kantor/pabrik (pemerintah, swasta, bank, pabrik besar, UMKM/IRT), lalu sektor Keagamaan (masjid, gereja, wihara, pura, kegiatan keagamaan), dan terakhir sektor pendidikan (PAUD, SD, SMP/SMA, Perguruan Tinggi). Menkominfo berharap, hingga akhir Agustus nanti terdapat 500 fasilitas umum yang menerapkan proses skrining via aplikasi PeduliLindungi.
Belajar Mengelola Media Sosial di Rumah Digital Indonesia
Isu mengenai Rumah Digital Indonesia 9RDI) juga turut mewarnai pemberitaan. Rumah Digital Indonesia menghadirkan konten mengenai cara mengelola media sosial agar dapat menghasilkan uang. Dipandu presenter Ayu Dewi, berbagai tips pun diberikan.
Dalam kesempatan yang sama, Ayu juga berbagi pengalamannya yang telah sukses meraup cuan lewat media sosial. Menurut Ayu, platform digital yang ada saat ini bukan cuma urusan hobi atau tugas sekolah, tapi juga sebagai mata pencarian. “Jadi, kalau istilahnya ‘ kids nowadays ‘, from hobby to ‘jobby’ ,” kata Ayu.
Presenter Ayu Dewi saat memaparkan konten mengenai mengelola media sosial untuk menghasilkan uang di Rumah Digital Indonesia (RDI). (Arsip Rumah Digital Indonesia) Untuk menghasilkan uang, kata Ayu, diperlukan perencanaan dan strategi soal konten-konten yang akan diproduksi dan disampaikan ke publik.
Tak hanya itu, konten-konten juga harus diunggah secara konsisten. Menurut Ayu, konsistensi akan berdampak pada angka pengikut atau followers. “Misal, kita sudah punya lima viewers , kita konsisten setiap hari posting , nanti angka viewers dan followers akan bertambah dengan lebih cepat dibanding posting seminggu sekali, sebulan sekali,” jelas Ayu.
Simak selengkapnya cara mengelola media sosial untuk menghasilkan uang di Rumah Digital Indonesia. Caranya, akses laman www.rumahdigitalindonesia.id , klik peta, lalu pilih Ruang Literasi Digital. Konten soal mengelola media sosial dari Ayu Dewi bisa anda saksikan di Kecakapan Digital. (lry)