Infodemi, Tantangan Upaya Memutus Penyebaran Covid-19

Juru Bicara Kemkominfo, Dedy Permadi saat memberikan keterangan mengenai Clubhouse (18/02) (Sumber Foto: Indra Kusuma)

Jakarta, Ditjen Aptika – Isu lain yang turut mendominasi pemberitaan 24 jam terakhir adalah seputar penanganan pandemi Covid-19. Isu yang diangkat seputar upaya pemerintah menangani infodemi. Media mengutip penjelasan Juru Bicara Menkominfo Bidang Digital dan SDM, Dedy Permadi bahwa infodemi menjadi salah satu tantangan utama dalam upaya memutus penyebaran virus korona.

Menurut Jubir Dedy, infodemi turut memperburuk situasi, bahkan terkadang berakibat fatal hingga menyebabkan korban nyawa misalnya karena informasi yang tidak benar tentang obat penangkal Covid-19 yang membuat masyarakat justru mengabaikan protokol kesehatan.

“Istilah Infodemik itu sudah mengglobal karena turut memperburuk situasi, kita saat ini di situasi
pandemik, wabah global, bukan lokal. Infodemik tidak menolong situasi yang parah ini,” katanya dalam keterangannya yang dikutip Sindonews.com, Rabu (18/08/2021).

Ia menjelaskan, pemerintah mencatat ada 1.857 isu hoaks yang beredar terkait penangan Covid-19, vaksin dan juga PPKM.

Untuk itu ada tiga langkah yang dilakukan untuk menghalau hoaks, mulai dari Hulu berupa literasi jangka panjang mengedukasi masyarakat, lalu di level tengah yaitu menyaring dengan teknologi buatan dengan sabuah mesin milik kominfo. Terakhir di level hilir, yaitu kerja sama dengan Polri agar jika ditemukan ada pelanggaran bisa langsung diproses secara hukum.

Kemenkominfo Ingatkan Masyarakat tentang Konsekuensi Aktivitas Digital

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dalam acara Selebrasi Karnaval Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 yang diselenggarakan kumparan.com secara virtual dari Jakarta, Selasa (17/08/2021).

Isu yang ramai diberitakan media lainnya adalah literasi digital. Media mengangkat pernyataan Menkominfo, Johnny G. Plate bahwa keberadaan teknologi digital bagaikan dua sisi mata uang.

Di satu sisi, digitalisasi mampu mempermudah beragam aktivitas manusia. Di sisi lainnya, teknologi digital juga mampu membawa dampak negatif jika tak diiringi dengan literasi yang baik.

Selain itu, media juga mengutip pernyataan art enthusiast Zahid Asmara bahwa saat ini terdapat beberapa tantangan dan peluang yang terdapat pada dunia maya. Salah satunya adalah less border atau perubahan atas data atau informasi yang didapatkan.

“Ada measure yang artinya terlihat dan mudah untuk diakses. Ini memerlukan kecakapan
digital. Selanjutnya, ada preference, maksudnya ketika teman-teman searching atau surfing
di dunia digital, akan direkomendasikan hal berkaitan dari apa yang dicari,” jelasnya dikutip oleh Kompas.com, Rabu (18/08/2021).

Ia menambahkan segala hal yang dilakukan di dunia maya akan memiliki dampak, terutama mengenai karakter dan citra seseorang. (pag)

Print Friendly, PDF & Email