Menkominfo Minta Platform Medsos Proaktif Atasi Hoaks Covid-19

Menkominfo Johnny G Plate dalam Forum Asia Tech x Singapore 2021 – AtxSummit, Future Role of Connectivity: Bridging the Digital Divide yang berlangsung secara virtual dari Jakarta, Selasa (13/07/2021).

Jakarta, Ditjen Aptika – Isu seputar penanganan Covid-19 terpantau masih mendominasi pemberitaan 24 jam terakhir. Topik yang disorot media antara lain seputar hoaks dan narasi kontra Covid-19 yang menghambat penanganan pandemi serta imbauan Menkominfo agar platform media sosial proaktif dalam penanganan hoaks yang semakin marak.

Menkominfo menyesalkan tingginya hoaks terkait Covid-19 yang mempengaruhi laju pemulihan pandemi di Indonesia, dan meminta platform media sosial lebih aktif dalam mengatasi penyebaran hoaks yang beredar di platformnya masing-masing serta ikut mengamplifikasi pesan yang membangun optimisme dan kekuatan bangsa, termasuk informasi kebijakan pemerintah terkait percepatan vaksinasi.

“Saya menyesalkan banjir informasi yang tidak tepat dan sangat memengaruhi laju pemulihan pandemi Covid-19 di Indonesia. Karena itu, saya instruksikan kepada semua platform digital untuk lebih proaktif menangani konten hoaks,” katanya yang dikutip oleh Pikiran-rakyat.com, Rabu (21/07/2021).

Sementara itu, Tenaga Ahli Bidang Literasi dan Tata Kelola Internet Kominfo, Donny Budi Utoyo, menjelaskan bahwa sejak Februari hingga Rabu 21 Juli ini ditemukan lebih dari 1.700 hoaks terkait Covid-19.

Media turut mengutip data dari situs Kominfo bahwa Kominfo telah melakukan takedown sebanyak 1.691 hoaks di Facebook, 98 hoaks di Twitter, 41 hoaks di Youtube, 17 hoaks di Tiktok, serta 11 hoaks di Instagram.

Kominfo Buka Pelatihan UMKM Agar Aktif Jualan Online

Plt. Direktur Ekonomi Digital, I Nyoman Adhiarna.

Isu mengenai UMKM juga ramai diberitakan media selama 24 jam terakhir. Media mengangkat topik mengenai Kemkominfo yang membuka pelatihan untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar mereka lebih aktif berjualan di platform online.

“Kominfo menyediakan basecamp atau pusat pelatihan di daerah-daerah tersebut. Untuk tahap I telah berlangsung pada 3-4 Juli 2021 lalu. Tahap dua akan dimulai 1 s.d. 2 Agustus. Sedangkan tahap 3, pelatihan akan berlangsung di bulan Agustus hingga November 2021. Kemudian, di tahap akhir, pelaksanaan kegiatan mulai dari November sampai Desember tahun ini,” kata Plt. Direktur Ekonomi Digital, I Nyoman Adhiarna dalam keterangan pers yang dikutip Antaranews.com, Rabu (21/07/2021).

Daerah pelatihan yang dimaksud adalah 10 Destinasi Kawasan Pariwisata Prioritas (DKPP), yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kalayang (Belitung), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Tanjung Lesung (Banten), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Morotai (Maluku Utara) dan dua provinsi, yaitu Jawa Barat dan DI Yogyakarta.

Kementerian menargetkan program pendampingan dan fasilitasi ini akan mempercepat 26.000 pelaku UMKM berjualan secara aktif, active selling, di platform digital. (pag)

Print Friendly, PDF & Email