Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo hari ini meresmikan penyelenggaraan program inkubasi Startup Studio Indonesia Batch 2 yang akan berlangsung mulai Mei hingga Juli 2021 mendatang. Dari sekitar 1.063 pendaftar di 34 provinsi, telah terpilih 15 early-stage startup yang siap #GoTheExtraMiles.
Para pendiri early-stage startup akan mengikuti serangkaian kegiatan coaching dan mentoring yakni Founder’s Camp dan 1-on-1 Coaching oleh lebih dari 60 pendiri startup aktif dan terkemuka dari berbagai sektor bisnis.
Program akan difokuskan pada literasi penyempurnaan produk (product-market fit) dan model bisnis, program retensi pelanggan awal sebelum masuk dalam tahap perluasan pasar, serta pembangunan karakter dan kompetensi talenta digital.
Adapun 15 startup yang akan mengikuti Startup Studio Indonesia Batch 2 ini adalah Alia, Appskep, Avter, Cerah.co, Dibimbing.id, Legalku, Lingotalk, Mydoctors, Ovento, Prieds Technology, Rahsa Nusantara, Sejuta Cita, Shield Tag, Tebengan Indonesia dan Wehelpyou. Beberapa mentor yang terlibat pada batch 2 ini antara lain Grady Laksmono (Co-Founder MOKA POS), Melisa Irene (Partner East Ventures), Jonathan Sudharta (Co-founder & CEO Halodoc), John Marco Rasjid (Co-founder & CEO Sociolla), dan Amanda Cole (Co-founder & CEO Sayurbox).
“Startup Studio Indonesia diharapkan dapat menjawab tantangan utama early-stage startup dan membangun semangat kolaborasi antar pelaku startup untuk bersama-sama mengembangkan ekosistem ekonomi digital nasional yang tangguh. Hal ini dilakukan melalui transfer pengetahuan, membuka jejaring bisnis baru, serta membangun karakter dan kompetensi startup yang berdaya saing tinggi,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, saat meresmikan Program Startup Studio Indonesia Batch 2, Senin (03/05/2021).
Pada pelaksanaan batch 1, dirinya menyampaikan, melihat respons yang sangat positif dari komunitas startup. Bahkan menurutnya para alumni memperoleh manfaat nyata dalam pengembangan usahanya setelah mengikuti program ini.
“Tiga startup dari 20 alumni Batch 1 berhasil mendapat penawaran investasi dari pihak Venture Capital. Sekitar 40% startup peserta juga memiliki lebih dari 20 persen month-to-month traction growth, di atas rata-rata industri. Bahkan beberapa alumni berkolaborasi dan melakukan kerjasama komersial untuk pengembangan produknya,” tutur Semuel.
Kominfo memprioritaskan enam sektor bisnis startup untuk dikembangkan melalui program Startup Studio Indonesia ini. Sektor tersebut merupakan sektor industri unggulan Indonesia baik dari sisi sumber daya maupun tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Keenam sektor industri tersebut antara lain pendidikan, kesehatan, maritim, agrikultur, pariwisata dan logistik.
Kategori early-stage startup yang dapat mengikuti program ini adalah startup yang telah memiliki minimum valuable product (MVP) dan traction selama minimal 3 bulan, sedang dalam proses validasi product-market fit, telah berbadan hukum, dan dalam tahap pendanaan Angel, Pre-seed, Seed, Pre-Series A hingga Series A.
Head of Commerce Incubations Facebook, Eric Feng, menyampaikan Investasi di industri startup saat ini telah menjadi sebuah bisnis global. “Para pendiri startup di seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia membangun bisnis startup yang menarik perhatian Silicon Valley baik untuk berinvestasi, maupun untuk mempelajari perilaku baru konsumen yang dipionirkan oleh konsumen dari negara-negara berkembang,” jelasnya.
Dewan Kurator Startup Studio Indonesia dan Pendiri & Partner Impactto, Italo Gani, mengapresiasi dukungan Kominfo terhadap komunitas early-stage startup. Menurut Italo, industri startup di Indonesia membutuhkan lebih banyak pendiri yang memiliki kemampuan menciptakan inovasi produk yang menjawab permasalahan yang ada di masyarakat, dan mengeksekusi ide tersebut dengan sangat baik.
“Indonesia masih kekurangan product person yang dapat memetakan kebutuhan pasar lokal dan mengembangkan customer traction secara konsisten. Padahal kekuatan produk sangat penting dalam memastikan keberlangsungan bisnis. Startup Studio Indonesia diharapkan dapat mencetak para pendiri startup yang kuat dalam aspek ini,” ucapnya.
Tentang Startup Studio Indonesia
Startup Studio Indonesia diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2020 dalam mendukung kemajuan ekosistem startup Indonesia melalui penyediaan fasilitas yang memberikan akses bagi para pegiat early-stage startup mengembangkan potensi bisnisnya.
Mengusung tema “More Brainstorming, Less Classes”, Startup Studio Indonesia memfokuskan pada pembekalan ilmu dan wawasan praktis, dan menitikberatkan pada coaching dan mentoring langsung dari para pendiri startup aktif dan terkemuka.
Di akhir program, tiap startup akan diberikan kesempatan untuk mempresentasikan bisnis startupnya kepada para pemangku kepentingan yang menghadiri acara Milestone Day, yaitu lembaga pemerintah, dan venture capital.
Startup Studio Indonesia memperkuat dan melengkapi Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan NextICcorn, program pemberdayaan startup digital yang diinisiasi Kominfo. Dari program Startup Studio Indonesia ini, Kominfo menargetkan untuk dapat mencetak 150 startup digital hingga 2024 yang berhasil mengembangkan skala bisnisnya dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari Venture Capital.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Startup Studio Indonesia, silakan mengunjungi https://startupstudio.id/. (Dit.PI)