Kominfo: Ini 3 Kriteria Konten Kena Takedown

Jakarta, Ditjen Aptika – Isu mengenai konten yang mengandung Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) masih ramai di media. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan akan terus mengambil langkah tegas dalam menangani persebaran konten tersebut.

Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi menyatakan hingga saat ini terdapat 3.640 konten yang telah dilakukan pemutusan akses atau takedown mengenai ujaran SARA. Dia menjelaskan dalam penanganan pemutusan akses atas konten yang melanggar terdapat tiga kriteria yang menjadi acuan.

Pertama, konten yang mengandung muatan melakukan penghinaan terhadap agama-agama tertentu di Indonesia. Kedua, ajakan untuk membenci atau melakukan kekerasan kepada pemeluk agama tertentu.

“Ketiga, seruan untuk membenci individu dari kelompok atau suku tertentu. konten-konten yang telah di-takedown tersebut tersebar di berbagai situs platform media sosial, serta platform file sharing atau berbagi konten,” ujarnya dalam siaran pers yang dikutip Bisnis.com, Rabu (28/04/2021).

Sekadar catatan, dari 3.640 konten yang telah diturunkan, di dalamnya termasuk pemutusan akses terhadap 54 konten yang diduga mengandung muatan kebencian dan permusuhan, salah satunya yang diunggah oleh Joseph Paul Zhang.

Kominfo Kembali Gelar Startup Studio Indonesia
Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan

Isu mengenai Startup Studio Indonesia (SSI) kembali marak diperbincangkan media setelah Dirjen Aptika, Semuel A. Pangerapan mengatakan bahwa SSI akan kembali digelar pada Mei-Juli mendatang. Program SSI gelombang dua akan diikuti oleh sekitar 15 early-stage startup terpilih dan akan menampilkan berbagai pendiri startup aktif dan terkemuka sebagai mentor.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, tahap early-stage startup merupakan tahapan yang krusial dan menjadi pondasi dalam membangun perusahaan rintisan yang berdaya saing tinggi. Adapun program inkubasi dan akselerasi menjadi kendaraan bagi early-stage startup untuk dapat mencapai tahapan tersebut.

“Keberhasilan akselerasi ekonomi digital suatu negara bergantung pada tingkat keberhasilan ekosistem startup. Terutama dalam menjaga keberlangsungan bisnisnya dan mengembangkan produknya secara konsisten,” kata Semuel dalam siaran pers yang dikutip Republika.co.id, Selasa (27/04/2021).

Terdapat sekitar 668 early-stage startup yang mendaftarkan diri untuk mengikuti program inkubasi ini. Dari jumlah itu kemudian disaring menjadi 20 startup terpilih untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan mentoring dengan para mentor yang merupakan pendiri startup aktif dan terkemuka selama tiga bulan. (pag)

Print Friendly, PDF & Email