Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo bersama dengan Kemenko Maritim Investasi, Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Desa akan berkolaborasi dalam menjalankan program kerja guna mengembangkan lima kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
Perlunya sinergi antar program kerja dari empat instansi itu dinyatakan oleh Koordinator Kerja Sama Lintas Sektoral dan daerah Biro Perencanaan Kominfo, Murtias Desi Hartanti.
“Di Kemkominfo sendiri unit kerja yang memiliki program-program terkait pembangunan dan pengembangan DPSP adalah BAKTI, Ditjen PPI, Ditjen Aptika, dan Ditjen IKP,” jelas Murtias saat FGD Sinergi Program Pengembangan Kawasan Pariwisata Prioritas dan Pengembangan Desa Wisata, Kamis (18/03/2021).
Adapun pengembangan lima kawasan DPSP merupakan salah satu visi Presiden RI Joko Widodo dan masuk ke dalam RPJMN serta Renstra Kominfo. “Oleh karenanya, Biro Perencanaan mendorong seluruh unit kerja di Kemkominfo untuk melakukan program di lokus-lokus DPSP,” himbaunya.
Hal itu juga menindaklanjuti pertemuan antara Menkominfo Johnny G. Plate dengan Menparekraf Sandiaga Uno pada tanggal 18 Januari 2021. Pada pertemuan tersebut Menkominfo memberikan beberapa arahan seperti penyediaan sinyal di daerah 3T dan mendukung program Kemenparekraf yang berkaitan dengan smart travellers dan smart destinations.
“Serta mendukung pelaku UMKM dan Ultra Mikro bidang kepariwisataan ekonomi kreatif,” tandas Desi.
Lihat juga: Bentuk Komitmen Kominfo Pulihkan Sektor Parekraf Melalui TIK
Berdasarkan arahan Menkominfo tersebut, maka disusun usulan-usulan program dan kegiatan Kemkominfo pada DPSP, seperti:
- Infrastruktur TIK, berbentuk fasilitasi penyediaan infrastruktur pitalebar;
- Pemanfaatan dan pemberdayaan TIK, berupa program-program pelatihan IoT, pengembangan konten virtual, smart city, literasi digital, digitalisasi sektor strategis, dan Digital Talent Scholarship; dan
- Komunikasi Publik, berbentuk diseminasi publik tentang stunting.
Dari Ditjen Aptika sendiri, program-program yang dapat mendukung kawasan DPSP adalah digitalisasi sektor strategis (sektor pariwisata dan UMKM), literasi digital, dan smart city.
“Pada sektor UMKM, kami akan melakukan kajian dan survei adopsi teknologi serta pendampingan UMKM pada 10 destinasi wisata prioritas,” jelas Koordinator Adopsi Teknologi Digital UMKM Ditjen Aptika, Sumarno.
Sementara pada sektor pariwisata, akan dilakukan bimbingan teknis dan pendampingan desa wisata pada kawasan DPSP serta membuat video promosi kawasan DPSP. Untuk program smart city, Ditjen Aptika juga akan menyasar kabupaten/kota di lima kawasan DPSP.
Sedangkan pada program literasi digital, Ditjen Aptika akan mengadakan pelatihan di 514 kabupaten/kota di Indonesia, termasuk di kawasan lima DPSP. Ditjen Aptika juga memiliki kurikulum literasi digital sebagai bahan ajar, termasuk untuk bidang pariwisata, dan melakukan dan 10 lokal fair di 11 destinasi prioritas pariwisata.
Lihat juga: Aptika Adakan Literasi Digital ke 514 Kabupaten/Kota
Sejalan dengan sinergitas tersebut, Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kemenko Maritim dan Investasi, Kosmas Harefa, menyatakan perlu membangun komitmen bersama antar empat instansi tersebut mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, sampai monitoring dan evaluasi.
Kemenparekraf sendiri telah memetakan bahwa di seluruh Indonesia terdapat 244 desa wisata, yaitu 114 desa wisata masuk DPSP, 35 desa wisata masuk destinasi pariwisata prioritas, dan 95 desa wisata di luar destinasi pariwisata prioritas.
Selanjutnya akan dilakukan pertemuan lanjutan untuk mendiskusikan kolaborasi program per kluster dengan pembahasan lebih detail, seperti bentuk kerjasama dan penentuan lokasi. (lry)