Jakarta, Ditjen Aptika – Isu mengenai hoaks vaksin Covid-19 menjadi topik yang banyak dibahas media sejak Kemkominfo mengidentifikasi 111 isu hoaks vaksin Covid-19. Isu hoaks tersebut tersebar di 578 unggahan di platform digital.
Kementerian Kominfo pun telah melakukan upaya take down terhadap 111 isu hoaks tersebut lewat kerja sama dari kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
“Dari 111 hoaks, disebarkan melalui Facebook sebanyak 471, Instagram 9, Twitter 45, YouTube 38, dan TikTok 15 sebaran. Semuanya sudah di take down oleh tim AIS Kemkominfo,” kata Koordinator Sistem Elektronik dan Konten Internet, Anthonius Malau dikutip dari Liputan6.com, Rabu (24/02/2021).
Anthonius mengatakan, ada kecenderungan hoaks vaksin Covid-19 terus meningkat. Ia memandang, jika hoaks tentang vaksin dibiarkan akan berdampak pada capaian kesuksesan vaksinasi oleh pemerintah.
Ia mengatakan, tim AIS menggandeng berbagai kementerian, lembaga, dan pemda untuk membahas strategi menangkal hoaks mengenai vaksin Covid-19. Dalam hal ini, Polri kana menangani kasus sesegera mungkin. Sementara, kementerian seperti Kemenkes memiliki kewenangan untuk memberi klarifikasi atas hoaks yang terkait dengan vaksin.
Kominfo Miliki Target 100 Ribu Talenta Digital
Isu mengenai talenta digital juga dimuat media setelah Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan bahwa upaya mewujudkan talenta digital menjadi kerja bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam Rakernas Akselerasi Transformasi Digital: Pengembangan SDM melalui Program Literasi Digital.
“Kami menyediakan program di tingkat intermediate yang disebut dengan Digital Leadership. Pada tahun 2021 akan tersedia 100 ribu seat Digital Talent Scholarship (DTS) bagi milenial kita, anak-anak muda kita yang berijazah, baik yang sekolah menengah atas apalagi yang berijazah sarjana,” jelasnya dikutip dari Wartaekonomi.com, Rabu (24/02/2021).
Menurutnya, program DTS sangat dibutuhkan generasi muda saat ini menyoal intermediate skill seperti cloud computing, big data, artificial intelligence, augmented reality, virtual reality untuk menghasilkan tenaga-tenaga skill tingkat menengah.
Sementara di tingkat advance, Menteri Johnny menjelaskan jika Kementerian Kominfo menghadirkan program Digital Leadership Academy (DLA). Program tersebut menggandeng startup founder dalam bentuk pelatihan-peatihan offline.
“Pelatihan ini penting untuk pemerintah daerah. Karena ini juga untuk mendukung program Smart City yang sedang kita kembangkan bersama,” tandasnya. (pag)