Jakarta, Ditjen Aptika – BPS menyatakan sektor komunikasi dan informatika bertumbuh dua digit dari 9,6 persen pada kuartal 1 menjadi 10,88 persen di kuartal 2 tahun 2020. Hal ini menjadi harapan dan peluang perkembangan ekonomi digital di masa pandemi Covid-19.
“Harapannya Indonesia bisa memiliki tiga unicorn baru pada tahun 2025, apabila peluang ekonomi digital terus meningkat,” kata Menteri Kominfo, Johnny G. Plate dalam program webinar ‘Ignition 1000 Startup Digital Sesi Keynote’, Sabtu (12/09/2020).
Program 1000 Startup Digital dinilai dapat membantu ekosistem ekonomi digital di Indonesia. Program ini memberikan pembinaan untuk startup founder, startup pemula, serta individu berkeahlian spesifik yang dapat membantu berjalannya startup.
“1000 Startup Digital tahun ini dapat menghasilkan founder baru yang akan menemukan invensi dan inovasi untuk memecahkan masalah yang terjadi akibat Covid-19,” kata Johnny lebih lanjut.
Lihat juga: Startup Studio Indonesia, Komitmen Kominfo Fasilitasi Startup untuk Akselerasi Bisnisnya
Johnny mengungkapkan diperlukan dukungan pemerintah daerah, perguruan tinggi, serta komunitas untuk ikut mendukung pelaksanaan 1000 startup yang ada di daerahnya masing-masing.
Tiga Bidang Peluang Digitalisasi
Pendiri Ancora Group, Gita Wirjawan mengatakan ada beberapa bidang yang bisa dijadikan peluang bagi pelaku usaha, yaitu kesehatan, pendidikan, dan perubahan iklim. “Menurut saya tiga bidang tersebut bisa menjadi peluang yang dapat dieksplor oleh pelaku usaha yang memiliki pemahaman lebih mengenai digitalisasi,” ujar Gita.
Gita memberikan contoh, di bidang kesehatan dapat dieksplor lebih luas lagi pada layanan asuransi kesehatan. Menurutnya, disrupsi digitalisasi asuransi kesehatan belum terlalu banyak dan menjadi peluang yang baik untuk pelaku usaha.
Selain itu, bidang pendidikan baru beberapa waktu belakangan mengalami disrupsi digitalisasi karena pandemi Covid-19. Namun, menurut Gita bidang ini belum cukup terdisrupsi terkait kualitas pendidikan Indonesia yang masih lebih rendah dibandingkan negara lain.
Menteri Perdagangan tahun 2011-2014 itu menambahkan digitalisasi di beberapa bidang tersebut bisa dilakukan secara optimal apabila jaringan konektivitas tersebar secara merata. “Menurut saya apabila masalah jaringan sudah teratasi, tiga bidang ini bisa menghasilkan keuntungan yang besar sekali untuk pelaku usaha rintisan,” kata Gita.
Sedangkan Co-Founder Bukalapak, Fajrin Rasyid mengatakan masyarakat Indonesia sudah cukup terbuka mengenai digitalisasi. “Tapi memang 30 persen lebih banyak direspon oleh masyarakat di kota-kota besar Indonesia,” ucapnya.
Fajrin mengungkapkan angka tersebut juga dipengaruhi dari konektivitas yang belum merata dan sedang diupayakan oleh pemerintah untuk lebih merata. Meskipun di beberapa daerah lain sudah mulai melakukan usaha yang terdigitalisasi sesuai dengan potensi di daerahnya.
“Pemda, universitas, dan badan usaha di daerah-daerah Indonesia baiknya terbuka untuk mengungkapkan masalah di daerahnya, serta menjadi pabrik inovasi bagi startup di daerah tersebut untuk diatasi bersama,” jelas Fajrin.
Lihat juga: Peluang Startup Besar, Masyarakat Harus Berani Memulai
1000 Startup Digital tahun ini dilaksanakan selama tiga bulan pada tujuh belas kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Bali, Kupang, Lombok, Jayapura, Manado, Makassar, Pontianak, Batam dan Pekanbaru, Balikpapan, dan Medan. (pag)