Jakarta, Ditjen Aptika – Di tengah pandemi Covid-19, kita berusaha untuk disiplin di rumah, bekerja di rumah, beribadah di rumah dan juga seluruh aktivitas kita, semua berlangsung dari rumah. Salah satu yang menjadi nafas kita sehari-hari adalah komunikasi, dan dunia digital tentunya harus tetap prima.
Memastikan bahwa layanan informasi, komunikasi, telekomunikasi dan dunia digital kita tetap prima memang menjadi tantangan yang tidak mudah. Mengapa ini mesti dilakukan dan perlu dipelihara? Karena kita meyakini salah satu pilar yang harus terus berdiri kokoh adalah bagaimana kita mampu mengelola komunikasi, telekomunikasi dan dunia digital kita.
Lantas, bagaimana sebenarnya peran Kominfo saat ini untuk memastikan dunia digital kita tetap Prima, layanan internet dari kota sampai ke desa-desa sampai ke perbatasan tetap oke? Pertanyaan tersebut dilontarkan presenter kondang Imam Priyono kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam sebuah program acara TV Nasional yang bertajuk “Indonesia Bicara” pada 14 April 2020 lalu.
Menjawab pertanyaan tersebut, Menteri Johnny menyampaikan, terkait dengan dunia telekomunikasi dan Informatika, memang betul bahwa pada saat Pemerintah menetapkan pandemi di Indonesia dan mengambil kebijakan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, maka ruang fisik berpindah ke ruang digital.
Mengamati situasi baru di Indonesia dan dunia yang terjadi saat ini, Menteri Johnny menyatakan bahwa ini adalah bentuk baru dari transformasi cara hidup, cara bernegara, transformasi bekerja, transformasi bersosialisasi dan transformasi budaya dalam arti yang sangat luas karena sekarang kita tidak perlu bertemu secara fisik, bisa bekerja melalui virtual, bisa belajar melalui video conference.
Permintaan kepada Operator Telekomunikasi
Guna mendukung program pemerintah bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan mengajak masyarakat untuk berada di rumah, maka Kominfo bersama dengan seluruh operator seluler dan platform digital berusaha menjaga betul jaringan telekomunikasi dan jaringan-jaringan internet yang baik.
Menteri Johnny mengatakan, kesiapan infrastruktur-infrastruktur telekomunikasi dan digital itu harus betul-betul diperhatikan untuk mendorong percepatan transformasi digital, karena bagaimanapun juga kehidupan masyarakat ini secara fundamental menjadi satu pola hidup yang berbeda dan berubah dari biasanya. Kehadiran secara fisik sekarang justru berpindah ke ruang digital dan ruang telekomunikasi yang menjadi aktivitas masyarakat itu sendiri.
Menurut Menteri Johnny, saat ini jaringan fix broadband fiber optic maupun mobile broadband satelit-satelit masih terjaga dengan aman. Kemudian, dari sisi infrastruktur kita bisa melaksanakan tugas-tugas di bidang telekomunikasi dan Informatika dengan baik.
“Di sisi lain, kita meyakini broadband yang tersedia di Indonesia selama masalah darurat kesehatan ini bisa kita atasi dengan baik. Apapun masalahnya,” ujarnya.
Sementara itu dari sisi traffic, ungkap Menteri Johnny memang ada peningkatan. Ada perubahan konfigurasi penggunaan internet. Dalam keadaan normal dan aman sehari-hari, traffic internet itu lebih banyak terjadi di kantor-kantor, di gedung-gedung, serta di sekolah-sekolah.
“Rekan-rekan operator menyampaikan ada perubahan konfigurasi penggunaan internet. Pada saat ada kasus darurat Covid-19 ini, lebih banyak dipakai di kompleks perumahan, berada di areal state, berada di pemukiman di tempat-tempat tinggal masyarakat,” paparnya.
Prediksi Lonjakan Traffic
Menteri Johnny melanjutkan, penerapan darurat kesehatan pada saat physical distancing dan pemberlakuan PSBB, konfigurasinya berubah karena mengalami peningkatan lalu-lintas sekitar 10% berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan.
Menteri Johnny memprediksi, lonjakan traffic seluler atau lalu-lintas data, puncaknya terjadi saat lebaran hingga mencapai 40 persen. Hal itu diperkuat dengan adanya kebijakan yang diambil pemerintah kepada masyarakat untuk melaksanakan Work From Home atau bekerja di rumah sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
“Kami juga saat ini sedang bekerja bersama-sama dengan operator seluler untuk mengantisipasi pada saat kenaikan trafik yang besar di hari bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri nanti,” terangnya.
Apabila dianalisa lebih lanjut, kenaikan tersebut meningkat 10 persen dari hari raya biasa saat tidak adanya wabah Covid-19. Meski begitu, Kominfo memastikan bahwa ketersediaan bandwidth dari operator seluler masih cukup sehingga pemerintah belum memikirkan untuk menambah ketersediaan broadband atau jangkauan frekuensi di Indonesia.
“Kami juga bersama operator seluler memastikan terjaganya bandwidth yang cukup. Hingga saat ini belum ada kenaikan yang terlalu luar biasa, masih di dalam kendali dan kapasitas broadband yang tersedia,” jelas Menteri Kominfo.
Tak hanya memperhatikan kesiapan-kesiapan infrastruktur jaringan maupun infrastruktur telekomunikasinya, Menteri Johnny turut meminta kepada para operator selluler untuk menjaga betul quality of service-nya.
“Ini menjadi komitmen bersama, yang pertama tersedia bandwidth yang cukup, tersedia alat-alat dan peralatan yang memadai, maintenance dari sisi quality of service tetap terjamin dan terjaga dengan baik untuk mendukung aktivitas masyarakat dari rumah,” jelasnya.
Internet Gratis untuk Pendidikan
Di tempat terpisah pada hari yang sama, ketika berbincang dengan IDN Times dalam program “Cek Fakta” yang ditayangkan melalui siaran langsung Instagram, Menteri Johnny mengatakan pemerintah saat ini hanya memberikan layanan internet gratis untuk sektor pendidikan saja. Sebab, sejak adanya imbauan pemerintah untuk belajar di rumah, para siswa dan mahasiswa pun mulai melangsungkan belajar secara virtual atau daring.
Tak hanya itu, Menteri Johnny juga turut memberikan apresiasi kepada operator telekomunkasi terhadap respon mereka yang sangat sigap dan tanggap untuk membantu negara mengatasi kondisi sekarang saat wabah Corona melanda.
Menteri Johnny menambahkan, terkait dengan harapan masyarakat untuk mendapatkan internet gratis, perusahaan seluler telah mengalokasikan sejak awal sebesar Rp1,9 triliun per bulan untuk fasilitas internet gratis kepada seluruh masyarakat.
“Hanya, untuk apa ini digunakan? Namanya juga internet, ya digunakan untuk prioritas yang lebih bermanfaat yaitu untuk pendidikan bagi para mahasiswa, para siswa, dan para guru melalui platform-platform digital menggunakan internet yang gratis,” paparnya.
Menteri Johnny menuturkan, dana sebesar Rp 1,9 triliun per bulan tersebut tentu digunakan agar lebih tepat sasaran untuk fasilitas pendidikan yang menjadi perhatian utama saat ini, sehingga kepada mereka lah diberikan fasilitas internet gratis itu.
“Namun kalau dipakai untuk ngobrol-ngobrol jangan pakai yang gratis. Proses belajar mengajar tidak boleh berhenti, harus terus diberikan dan diprioritaskan karena biar bagaimanapun masa depan negara ada di putra-putri kita yang terdidik,” tegasnya.
Dalam perbincangan itu, Menteri Johnny sekaligus menggarisbawahi bahwa insentif berupa kuota internet tidak akan bisa digunakan untuk kepentingan hiburan seperti menonton live streaming film dan online game.
Kepada masyarakat Indonesia, Menteri Johnny turut meminta agar mereka menjadi bagian dalam mengisi ruang digital kita dengan mempunyai nilai tambah atau memiliki produktivitas. Jangan sampai menghabiskan waktu begitu saja. Ada namanya tele education, tele medicine untuk proses berobat, konsultasi dokter secara daring.
“Streaming film untuk saat ini kalian hemat-hemat lah. Boleh menonton film, itu kan untuk hobi, kesenangan, tetapi alangkah baiknya mengikuti program Digital Talent Scholarship (DTS). Lebih baik mengambil bagian itu. Kita harus gunakan secara seimbang,” tandasnya. (hm.ys)