Jakarta, Ditjen Aptika – Ditjen Aplikasi Informatika Kominfo menggandeng startup Bukalapak untuk pelaksanaan program UMKM Go Online. Kolaborasi tersebut tertuang dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS).
“Kolaborasi dengan Bukalapak dalam program UMKM Go Online menjadi salah satu komitmen kami untuk mendigitalisasikan sekitar delapan juta UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Aptika, Sadjan, saat acara Penandatanganan PKS dan peluncuran QRIS untuk Mitra Bukalapak, di Kuningan Jakarta, Rabu (21/08/2019).
Sadjan menjelaskan, Ditjen Aplikasi Informatika mempunyai tiga tugas dan fungsi utama, yaitu:
- Transformasi digital pada masyarakat;
- Transformasi digital pada sektor bisnis;
- Transformasi digital pada pemerintahan.
“Pemerintah sangat menyadari pentingnya transformasi digital untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mendukung pengembangan ekonomi digital,” lanjutnya.
Lihat Juga: Grebeg Pasar Kota Padang, 2000 UMKM Siap Online
Bukalapak nantinya akan memberikan pendampingan dan sosialisasi kepada relawan Pandu Digital yang akan turun ke pasar-pasar (grebeg pasar) membina para pelaku UMKM. Tujuannya agar mereka memahami pentingnya usaha online untuk dapat mengembangkan bisnis lebih luas, transaksi lebih cepat, efektif dan efisien.
“Tujuan dari kegiatan grebeg pasar tersebut tidak lain dan tidak bukan ialah untuk meningkatkan ekonomi rakyat,” pungkas Sadjan.
Peluncuran QRIS Untuk 1000 Mitra Bukalapak
Selain penandatanganan PKS, dalam acara tersebut sekaligus dilakukan peluncuran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) bagi 1000 mitra Bukalapak. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya melakukan transformasi ekonomi digital di Indonesia.
QRIS sendiri merupakan sebuah QR Code pembayaran yang dapat diakses menggunakan seluruh penerbit uang elektronik berbasis server, seperti DANA, LinkAja, Gopay, dan OVO.
Chief Financial Officer Bukalapak, Natalia Firmansyah menjelaskan, “Di tahap pertama ini, kami telah mengajak 1000 Mitra Bukalapak untuk mengimplementasikan QRIS. Mitra-mitra warung, kios tambal ban, para penjual makanan seperti gerobak cilor, bakso ketoprak dan lainnya sekarang tidak hanya berjualan secara tradisional saja. Namun ikut mengadopsi teknologi dalam praktik bisnisnya. Menyusul, kami akan berupaya agar lebih dari 2 juta Mitra Bukalapak di seluruh Indonesia dapat bergabung.”
Natalia melanjutkan, “Ini merupakan langkah besar untuk menjadi akselerasi pengembangan masyarakat inklusif di Indonesia. Karena dalam penerapannya, QRIS diluncurkan demi memperlancar sistem pembayaran non tunai secara aman dan lancar dan memberikan berbagai kemudahan bagi seluruh masyarakat Indonesia.”
Dari hasil survei awal Bukalapak, para Mitra Bukalapak yang telah menerima pembayaran melalui QRIS berhasil mendapat tambahan penghasilan rata-rata 10%. Kemudahan pembayaran e-wallet dirasakan langsung oleh para pelanggan warung.
“Terlebih lagi, pembayaran non-tunai yang diterima dapat langsung digunakan sebagai modal usaha karena aplikasi Mitra Bukalapak juga menyediakan kebutuhan usaha mereka,” jelas Natalia.
Pada kesempatan yang sama, Head of Project Management Office Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Indonesia (SNKI), Djauhari Sitorus, mendukung penuh upaya yang dilakukan Bukalapak. Menurutnya, QRIS merupakan sistem pembayaran yang modern dan efisien, serta mudah diadopsi UMKM.
“Seiring langkah kami dalam program kerja keuangan inklusif, kami berharap Bukalapak dapat terus mendukung pemerintah untuk memperluas daya jangkau QRIS ke seluruh pelosok Indonesia,” ujarnya. (lry)