Jakarta, Ditjen Aptika – Pemerintah berupaya mengurangi konten-konten negatif di internet. Dirjen Aptika mengajak masyarakat mengubah pola pikir menjadi lebih peduli.
“Pemerintah telah mengambil berbagai langkah mengurangi paparan konten negatif seperti pornografi. Bukan hanya terhadap anak-anak tapi semua lapisan masyarakat. Semua itu perlu didasari oleh pola pikir masyarakat. Kami selalu mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir menjadi lebih peduli,” kata Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan saat acara Sarasehan Nasional di Museum Nasional Jakarta, Senin (12/08/2019).
Langkah-langkah itu, lanjut Dirjen Semuel, seperti memberikan dasar hukum sebagai landasan masyarakat di dunia internet, dan pemblokiran akun-akun atau situs-situs yang mengacu pada konten-konten negatif.
“Apabila dalam diri kita telah memiliki kesadaran, pencegahan memberantas hal-hal negatif dapat berjalan lancar. Berkurang lagi dari apa yang telah kami lakukan saat ini,” jelas Semuel.
Sementara itu menurut Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan, Atnike Nova Sigiro, menyebutkan pornografi sebagai salah satu pelanggar asusila terbanyak. Anak-anak turut menjadi korban.
“Anak-anak menjadi korban dampak negatif pornografi dengan jumlah paling banyak. Hal ini disebabkan, pendidikan dari orang tua mengenai penggunaan gadget untuk mengakses internet tidak bijak,” ungkap Atnike.
Anike pun memaparkan, fenomena saat ini orangtua menjadikan gadget sebagai senjata untuk membuat anak diam dan betah di rumah. Porsi waktu anak bermain gadget pun tidak dibatasi, sehingga membuka peluang anak terpapar berbagai konten negatif.
Lihat Juga: Konten Asusila Sangat Dinamis, Menkominfo Dahulukan Pembinaan
Yossi Mokalu, Ketua Komunitas Kreator Nongkrong juga mengatakan, banyak orangtua kurang memahami fitur-fitur aplikasi di internet. Misalnya filtering tontonan di Youtube. Rating aplikasi berdasarkan usia pada Apple Store dan Play Store, dimana datanya mudah dipalsukan, juga menjadi penyebab anak dapat mengakses konten-konten negatif.
Di akhir acara Maman Suherman sebagai moderator memberikan simpulan, bahwa orangtua harus memiliki dasar pengetahuan dan penguasaan terhadap internet. Terutama apa yang dapat diakses oleh anak-anak.
Masyarakat harus berperan aktif dalam mengatasi dan mencegah dampak negatif dari konten-konten negatif. Salah satunya memberikan aduan lewat layanan yang telah disediakan pemerintah.
“Mengubah pola pikir untuk lebih peduli juga menjadi dasar yang harus ditanamkan sebagai asas mencerdaskan kehidupan bangsa,” pungkas Maman.(pag)