Jakarta, Ditjen Aptika – Realisasi serapan anggaran Ditjen Aptika hingga 27 Juli baru mencapai 30%. Dirjen meminta jajarannya segera mencari solusi dengan mengikuti aturan yang ada.
“Apabila terdapat kendala atau permasalahan terkait dengan pelaksanaan pekerjaan, dicarikan solusi dengan koordinasi pada atasan langsung atau yang lebih tinggi. Forum monitoring dan evaluasi seperti ini juga bisa dimanfaatkan,” ucap Direktur Jenderal Aptika, Semuel Abrijani Pangerapan, saat memberikan sambutan di Jakarta, Senin (29/07/2019).
Semuel juga menambahkan, “Terkait dengan serapan yang sifatnya rutin dari belanja barang dan belanja modal, ikuti pedoman dan peraturan yang sudah ada. Sementara untuk pengadaan barang/jasa dilakukan sesegera mungkin dalam waktu empat bulan agar jangan sampai terjadi gagal lelang.”
Sedangkan Sekretaris Ditjen Aptika, Sadjan yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan, “Realisasi sampai dengan tanggal 27 Juli sebanyak 30% dari prognosis sampai akhir bulan 33,98%. Diharapkan realisasi prognosis program yang telah diserahkan oleh satuan kerja eselon 2 bisa tercapai lebih dari 96% pada akhir tahun.”
Acara monitoring dan evaluasi program kerja sangat penting guna memantau dan mengawal bersama capaian program kerja yang ada di Ditjen Aptika. Masing-masing perwakilan dari satuan kerja kemudian menjelaskan secara terperinci mengenai progres dari program kerja yang mereka miliki.
Setditjen menanggapi dengan melakukan beberapa evaluasi, seperti:
- Belanja modal yang realisasinya masih nol agar segera diproses, karena untuk belanja modal sudah memiliki SOP yang baku;
- Tingkatkan koordinasi dengan pihak teknis dalam rangka percepatan proses tender barang dan jasa;
- Percepat dokumen pertanggungjawaban, sehingga serapan menjadi lebih bagus dan tidak menghambat pelaksanaan kegiatan berikutnya;
- Pelaksanaan kegiatan dilakukan paralel dengan optimalisasi SDM yang ada.
Sadjan berharap para satker eselon 2 menindak lanjuti pembahasan dan saran terhadap capaian program yang dilaksanakan. “Setditjen akan melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala per dua minggu, diharapkan para Direktur dan Plt. Direktur proaktif dalam memantau perkembangannya,” tutup Sadjan. (lry)