Jakarta, Ditjen Aptika – Maraknya tren belanja online membuat peluang besar bagi para UMKM untuk mengembangkan usahanya. Indonesia dengan 60 juta UMKM akan menjadi potensi besar sebagai penggerak ekonomi negara.
“Jumlah penduduk Indonesia ada 264,16 juta orang dan 64,8% dari total populasi merupakan pengguna internet. Dengan jumlah itu, peluang bagi para UMKM terbuka lebar untuk dapat mengembangkan usahanya melalui berjualan online. Untuk menjembatani itu, Kominfo memiliki program untuk mengajak UMKM untuk dapat go-online, demi mencapai visi Indonesia Digital of Asia,” tegas Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Septriana Tangkary, di Gedung Kominfo Jakarta, Kamis (04/07/2019).
Septriana juga menambahkan, “Masuk marketplace itu tidak sulit, sangat mudah, dan tidak perlu biaya sedikitpun. Cukup memiliki KTP, punya produk, dan punya rekening bank.”
Septriana kemudian menjelaskan apa saja keuntungan yang akan didapat jika para UMKM dapat Go-Online. Keuntungan yang pertama ialah dengan berjalan daring (online) akan dapat menjangkau pasar yang luas. Dunia internet merupakan dunia tak terbatas, sehingga pasar yang dijangkaupun menjadi sangat luas.
Keuntungan yang kedua dan ketiga ialah memangkas biaya dan tidak harus memiliki toko fisik. Dengan berjualan secara online, maka kita tidak perlu banyak mengeluarkan modal seperti kita jualan offline. “Dengan bergabung dengan marketplace secara gratis, kita sama saja memiliki cabang di seluruh daerah di Indonesia,” ucap Septriana.
Keuntungan selanjutnya yang bisa didapat ialah pengenalan produk lebih maksimal, dengan beriklan atau promosi di dunia daring, maka produk kita akan jauh lebih mudah dikenal masyarakat. Terakhir mengenai pendapatan, dengan berjualan daring pendapatan kita menjadi tidak terbatas, karena kapanpun dan dimanapun masyarakat akan selalu bisa mengakses dan membeli produk kita.
Selanjutnya, Septriana juga memberikan tips dalam menjaga kelangsungan bisnis daring. Pertama selalu menjaga kualitas produk, jangan sampai konsumen kecewa karena kualitas produk kita berbeda-beda. Tips kedua ialah mengemas barang secara menarik, karena konsumen Indonesia rata-rata melihat kemasan. Barang yang sama tapi dengan pengemasan yang berbeda, harganya bisa jauh berbeda.
Tips ketiga menjaga stok barang, karena berjualan secara daring pemesanan konsumen bisa tidak terbatas dan tidak terduga. Jangan sampai kita kehabisan stok produk sehingga mengakibatkan konsumen tidak jadi memesan. Tips keempat mengirim produk secara aman dan cepat, kita harus pintar memilih rekanan dalam pengiriman barang yang terjangkau, cepat, dan aman. Tips terakhir yaitu membangun dan menjaga relasi.
Di akhir paparan Septriani mengatakan, “Jangan malu menggunakan menggunakan barang made in Indonesia dan menjaga kualitas produk. Ayo sama-sama kita menggerakkan ekonomi kerakyatan. Jangan khawatir tidak punya barang tidak masalah, kita bisa jadi reseller, tidak perlu malu, apapun produknya, pemerintah akan support.” (lry)