Jakarta, Ditjen Aptika – Delapan hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 H Kementerian Kominfo mengajak masyarakat untuk menjaga ketenangan di media sosial dan internet.
“Kita mengajak sobatkom dan para netizen semua menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 H yang penuh berkah dan rahmat, agar berita hoaks dan informasi-informasi yang menyesatkan, mengadu domba kita sebagai bangsa tolong dihindari, dibasmi, dan dilawan. Jika mendapatkan informasi-informasi tersebut tolong dihapus jangan disebarkan, jika ragu-ragu silakan tanya ke Kominfo,” ujar Plt. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu, saat di wawancarai oleh Tim Tok-Tok Kominfo di Gedung Kominfo Jakarta, Selasa (28/05/2019).
Pria yang akrab dipanggil Nando tersebut lanjut menjelaskan bahwa Kementerian Kominfo melalui Ditjen Aptika memiliki layanan aduan konten, dimana jika masyarakat ragu informasi yang didapatkan valid atau tidak, dapat mengklarifikasinya di e-mail: aduankonten@kominfo.go.id ataupun di nomor Whatsapp 0811-922-4545.
Selain menghimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga ketenangan media sosial menjelang Lebaran, Nando juga menjamin dari sisi Kementerian Kominfo sebagai pemerintah akan terus mengawasi dan menjaga agar media sosial tetap kondusif selama Hari Raya Idul Fitri.
Tim AIS Ditjen Aptika yang jumlahnya ada 100 orang akan terus bekerja selama 24 jam, yang mana di masa Lebaran nanti dibagi menjadi tiga shift. Shift pertama dimulai pukul 06.00 – 14.00, lalu yang kedua pukul 14.00 – 22.00, dan yang ketiga pukul 22.00 – 06.00.
“Meskipun kita libur, teman-teman di Tim AIS Ditjen Aptika tidak libur, sudah diatur shift bekerja di hari lebaran terutama yang non muslim. Artinya Kominfo tidak libur sama sekali, kita mengawasi isu medsos melalui mesin AIS,” jelas Nando.
Tidak lupa pula Nando memberikan klarifikasi terkait pembatasan akses media sosial selama empat hari oleh Kominfo. “Kami dari Kementerian Kominfo menyampaikan permohonan maaf, yang juga sudah disampaikan oleh Menteri Rudiantara terkait pembatasan akses media sosial beberapa waktu lalu. Langkah tersebut kami ambil demi kepentingan bangsa, kita ingin yang terbaik untuk bangsa,” jelasnya.
Nando meminta kepada seluruh masyarakat agar jangan takut terhadap Kominfo, “Kami Kementerian Kominfo sama sekali tidak ingin membelenggu kebebasan berpendapat. Silakan membuat opini dan kritik kepada negara, kami berikan ruang, namun dipastikan pendapat yang kita sampaikan tidak bertentangan dengan UU ITE.”
(Baca juga: Pembatasan Sebagian Fitur Platform Media Sosial dan Pesan Instan)
Pada kesempatan tersebut Nando turut menginformasikan bahwa Kementerian Kominfo juga bergerak di sektor telekomunikasi, Menteri Kominfo Rudiantara menyampaikan di majalah Kominfonext “Telko is the new sembako”. Artinya, kepentingan kita untuk berkomunikasi dewasa ini sama pentingnya seperti sembilan bahan pokok. “Jika tidak ada pulsa, tidak ada wifi kita akan kebingungan, jadi industri telekomunikasi menjadi industri yang sangat penting,” ucapnya.
Mulai H-7 Lebaran, operator telekomunikasi sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanannya. Direktorat Pengendalian di Ditjen PPI Kominfo akan melakukan pengukuran QoS (Quality of Service) kepada operator, jangan sampai peningkatan permintaan bandwidth di saat Idul Fitri, membuat layanan komunikasi menjadi terganggu.
“Jika Kementerian PUPR memastikan jalan tol lancar, Kementerian Kominfo memastikan layanan telekomunikasi, layanan internet lancar tanpa gangguan selama Hari Raya Idul Fitri 1440H hingga arus balik nanti,” tutup Nando. (lry)