Jakarta, Ditjen Aptika – Selain gencar mengkampanyekan pemilu damai ke berbagai daerah, Kementerian Kominfo bersama Siberkreasi juga meluncurkan buku literasi digital bertema demokrasi damai era digital.
“Saya sudah melihat buku-buku yang diluncurkan, buku-buku tersebut sangat bagus, isinya mengedukasi dan sangat positif. Banyak buku-buku mengenai pemilu yang mengajarkan bahwa pesta demokrasi harus dilakukan secara damai dan sebagai masyarakat Indonesia kita harus menggunakan hak pilih kita serta jangan golput,” ujar Plt. Direktur Pemberdayaan Informatika Slamet Santoso, pada acara Peluncuran Buku Literasi Digital Seri 3.0, di Gedung Kominfo, Jakarta, Senin (01/04/2019).
Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi bersama para mitra yang telah tergabung sejak Januari 2018 hingga saat ini telah meluncurkan 65 buku dengan berbagai topik yang mendukung kerangka literasi digital. Buku-buku tersebut dapat diakses, diunduh dan diperbanyak secara bebas melalui laman web siberkreasi.
Tercatat hingga saat ini jumlah unduhan mencapai 150.000 kali. Tema-tema buku yang dihasilkan beragam, mulai dari digital parenting, ekonomi digital, keamanan siber, tutorial bermedia sosial, hingga buku kerja khusus bagi anak muda dan anak-anak.
Pada peluncuran buku seri 3.0 kali ini Siberkreasi secara khusus merespons pemanfaatan ruang-ruang siber untuk menunjang praktik demokrasi yang baik. Kementerian Kominfo melaporkan bahwa tren hoaks meningkat menjelang pemilu. Pada Maret 2019 saja ditemukan 453 konten hoaks yang disebarkan lintas platform media sosial, didominasi oleh isu-isu politik.
Ami perwakilan dari komunitas Creator Nongkrong juga menjelaskan, bahwa awal tercetusnya penulisan buku mengenai pemilu ini karena ada banyak generasi milenial yang justru memilih untuk golput. “Pemerintah melalui KPU sudah mengeluarkan anggaran yang besar untuk pesta demokrasi, jadi akan sangat disayangkan jika ada banyak yang tidak menggunakan hak pilihnya,” kata Ami.
Sedangkan Astri perwakilan dari NXG Indonesia yang menjadi salah satu penulis buku ikut menambahkan, “Tantangan demokrasi di era digital sangat besar, ahli komunikasi mengatakan bahwa saat ini kita sudah mabuk digital, semua ingin serba instan, melibatkan teknologi dari berbagai bidang sehingga mengaburkan mana yang benar dan salah. Dalam buku ini terdapat tips dan trik bagaimana menanggulangi hoax dan ujaran kebencian.”
Acara Peluncuran Buku Literasi Digital Seri 3.0 ini selain dihadiri Menteri Kominfo Rudiantara dan Tim Siberkreasi juga dihadiri oleh beberapa komunitas terkait, seperti Sejiwa, Japelidi, ICT Watch, dan Relawan TIK. Koleksi buku-buku literasi digital dari Siberkreasi dapat diunduh di sini. (lry)
Galery Foto Acara Peluncuran Buku Literasi Digital Seri 3.0