Jakarta, Ditjen Aptika – Multi stakeholder Indonesia seperti Kementerian Kominfo sebagai pihak pemerintah bekerja sama dengan Kepolisian RI dan berbagai komunitas seperti Gerakan Siberkreasi, ID-IGF, LSM dan Opetor Seluler untuk memberantas hoaks dan peningkatan literasi digital kepada masyarakat.
“Kementerian Kominfo terus berupaya untuk memberantas hoaks, salah satunya dengan menyediakan kanal pengaduan khusus aduankonten.id yang apabila terbukti melanggar UU ITE akan diproses secara hukum dengan bekerjasama dengan Kepolisian RI,” ujar Rizki Ameliah, Kasi Penerapan Literasi Digital, Kementerian Kominfo RI pada workshop dengan tema “Multi-stakeholder’s Approach in Combating Hoax and Disinformation in the Digital Age” di Jenewa, Swis, Senin (08/04/2019).
Ditambahkan oleh Rizki, bahwa selain proses hukum dan menindak atau memblokir konten yang bermuatan negatif, Kominfo juga melakukan literasi digital kepada masyarakat. Dengan misi untuk mengembangkan kapasitas atau kemampuan pengguna internet baik dari level dasar hingga ke tingkat ahli. Hal tersebut dilakukan untuk menghasilkan konten yang lebih positif, kreatif dan inovatif dengan bekerjasama dengan komunitas Gerakan Siberkreasi dan ID-IGF.
“Siberkreasi telah menjangkau masyarakat sebagai peserta aktif di kegiatan lapangan baik berupa lokakarya, pelatihan, seminar maupun diskusi santai. Sejak dideklarasikan pada Oktober 2017, Siberkreasi menghimpun 100 mitra pendukung yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari kementerian/ lembaga seperti Kominfo, akademisi, organisasi masyarakat sipul, seniman, komunitas teknis hingga sektor swasta,” kata Ivana Maida, Kepala Staf Gerakan Siberkreasi.
Ivana melanjutkan, pelatihan dan advokasi literasi digital yang dijalankan Siberkreasi tidak hanya bertujuan untuk meredam penyebaran berita hoaks, tapi juga berusaha menekankan manfaat internet dan potensinya bagi kegiatan yang positif dan produktif.
Senada dengan Ivana, Budi Mulia Perwakilan dari Telkomsel sebagai pelaku privat penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Indonesia, meskipun berjalan di koridor bisnis pihaknya selalu mendukung upaya peningkatan literasi digital.
“Telkomsel berupaya mendukung upaya meningkatan kesadaran publik atas konten-konten negatif misalnya melalui program Internet Baik, sebagai bagian dari peningkatan literasi digital kepada masyarakat Indonesia,” kata Budi.
Workshop dengan tema “Multi-stakeholder’s Approach in Combating Hoax and Disinformation in the Digital Age” merupakan rangkaian kegiatan World Summit on the Information Society (WSIS) 2019 di Jenewa, Swis.
Acara dimoderatori oleh Christian P.A Putra selaku Second Secretary, Permanent Mission of the Republic of Indonesia di Jenewa. Hadir pula beberapa narasumber lain, yaitu Dhia A. Febriansa (Badan Aksesibiltas dan Informasi, Kementerian Kominfo) dan Dr. Stephanie Borg-Psaila (Direktur Interim Diplo Foundation).
Acara yang berlangsung pada hari pertama penyelenggaraan Forum WSIS 2019, dihadiri oleh sekitar 80 orang peserta terdiri dari pemerintah, CSO dan pembisnis yang juga merupakan peserta Forum WSIS 2019. (hel)