Yogyakarta, Ditjen Aptika – Masyarakat desa kini telah banyak yang melek internet di era digital. Bekal literasi digital menjadi penting agar mereka cerdas menerima informasi.
Kasubdit Literasi Digital Kementerian Kominfo Aris Kurniawan menyampaikan, dengan segala kemudahan dan kebebasan mencari informasi di internet maka setiap individu perlu dibekali dengan literasi digital yang cukup. Kominfo pun menggandeng Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) untuk meningkatkan literasi digital bagi masyarakat di desa.
“Memiliki kemampuan untuk mendeteksi informasi dengan kadar hoaks tertentu menjadi penting agar masyarakat desa tidak menjadi korban. Apalagi tahun politik saat ini, banyak sekali informasi yang beredar mengenai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang berupa hoaks ataupun fake news. Sehingga dibutuhkan kesadaran dari kita sebagai konsumen informasi atau berita, untuk lebih bijak dan aktif mencari tahu kebenaran suatu informasi. Harapannya adalah agar terciptanya media sosial yang kondusif, tidak malah menjadi sumber perpecahan,” kata Aris saat Seminar dan Diskusi Literasi Digital di Desa Ngawen, Gunung Kidul, Yogyakarta, Senin (18/03/2019).
Sementara itu Valentina Wiji dari Mafindo menambahkan, masyarakat yang tinggal di desa harus cerdas dalam menyikap informasi. Dengan akses internet yang sudah dibangun oleh pemerintah dan swasta, informasi menjadi cepat menyebar ke berbagai penjuru hingga ke pelosok desa. Masyarakat desa pun ikut menjadi korban, baik itu hoaks politik, kesehatan maupun penipuan.
“Siapa saja bisa menjadi korban hoaks, bisa laki-laki, perempuan, masyarakat yang tinggal di kota, di desa, juga orang yang berpendidikan bisa terkena dampak hoaks. Itu pentingnya kita sebagai masyarakat harus cerdas menganalisa informasi tersebut benar atau salah. Identifikasi hoaks atau bukan bisa dicek di website kami turnbackhoax.id. Di sana terdapat informasi, apakah berita yang diterima benar atau salah,” tambah Wiji.
Mafindo merupakan sebuah komunitas netral berisikan para relawan dari berbagai kalangan, seperti guru, aparatur sipil negara, mahasiswa, dokter, artis hingga petani. Mereka memiliki waktu dan kemampuan untuk membantu meliterasi masyarakat. Seperti di tahun politik sekarang, Mafindo memantau data-data yang disampaikan oleh pasangan capres dan cawapres saat sesi debat berlangsung, kemudian mengklarifikasi apakah data tersebut benar atau salah.
Seminar dan Diskusi Literasi Digital di Balai Desa Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul tanggal 18 Maret 2019 ini merupakan rangkaian kegiatan Seri 2 Provinsi Cerdas dengan Literasi Digital Tahun 2019 di Provinsi DI Yogyakarta. Acara dibuka oleh Kepala Desa Ngawen, Suparna dan dihadiri oleh 250 peserta yang terdiri dari pelajar, petani dan ibu-ibu rumah tangga. (hel)