Jakarta, Ditjen Aptika – Akibat kurangnya literasi digital di kalangan masyarakat memicu munculnya konten-konten negatif. Festival Literasi Digital (FIRAL) bertujuan melakukan kampanye program-program literasi digital, salah satunya yaitu Pandu Digital.
“Pandu Digital mengemban misi antara lain sebagai ‘community empowerment‘, yaitu memfasilitasi eksistensi dan sumber daya dari komunitas, relawan dan duta konten positif. Selain itu ‘collaborative engagement‘, yaitu mengupayakan penyebaran pengetahuan dan etika digital secara masif dan luas dalam format populer dan menarik,” kata Kasubdit Pemberdayaan Komunitas TIK Bambang Trisantoso pada rangkaian acara FIRAL di Aula Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, Selasa (26/3/2019).
Sementara itu Kasubdit Literasi Digital Kominfo menyatakan, kegiatan FIRAL dilatarbelakangi oleh pesatnya pertumbuhan penggunaan TIK dan Internet yang tidak diimbangi dengan kecukupan literasi digital. Akibatnya bermunculan berbagai konten negatif, seperti radikalisme daring, jejaring teroris daring, berita palsu/hoaks, penipuan, ujaran kebencian dan perundungan siber.
“Kegiatan FIRAL 2019 ini merupakan salah satu komitmen bersama untuk melakukan kampanye tentang literasi digital, tujuannya untuk mengedukasi masyarakat agar bijak dalam penggunaan media sosial,” kata Aris.
Ray Rizki Ananda, CEO Bantuternak Indonesia yang lahir dari Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ikut memotivasi para mahasiswa UNS. “Sekaranglah waktunya yang paling tepat memulai merintis menjadi teknopreneur, karena kalau baru memikirkannya setelah lulus kuliah, itu sudah sangat terlambat,” katanya saat sesi Roadshow 1000 Startup Digital.
Kegiatan FIRAL berlangsung selama dari tanggal 26 hingga 27 Maret 2019. Acara diisi dengan berbagai kegiatan, seperti Workshop Pandu Digital, Seminar Literasi Digital, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan pameran.
Turut hadir dalam acara Plt. Direktur Pemberdayaan Informatika Slamet Santoso, Ketua Gerakan Nasional Siber Kreasi Indriyatno Banyumurti, CEO Kalkesia Irvindio Patrianusa dan CEO Protokol Aslan Alwi. (kwm)