Jakarta, Ditjen Aptika – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meminta untuk masyarakat untuk berhenti meng-uninstall aplikasi Bukalapak. Presiden mengingatkan kita harus bersikap bijak dalam menghadapi setiap peristiwa apapun.
“Saya mengajak kita untuk menghentikan gerakan uninstall Bukalapak, stop, karena kita harus dorong anak-anak muda yang memiliki inovasi dan kreativitas untuk maju. Kita juga ingin mendorong UMKM kita dari offline supaya masuk ke marketplace, ke online system,” ujar Presiden Joko Widodo saat konfrensi pers di Istana, Jakarta, Sabtu (16/02/2019).
Aksi uninstall Bukalapak ini adalah buntut dari postingan di media sosial Twitter CEO dari Bukapalak Achmad Zaky yang melakukan kritik mengenai anggaran riset di Indonesia yang dinilainya sangat kecil.
Postingan tersebut memancing reaksi warganet sehingga muncul tagar #uninstallbukalapak yang menjadi trending topic di Twitter hingga sebanyak 25,2 ribu tweet pada tanggal 14 Februari 2019.
Menanggapi hal tersebut CEO Bukalapak Achmad Zaky coba meluruskan mengenai postingan twitternya. Menurutnya, tujuan dari tweet-nya adalah menyampaikan fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun ke depan, Indonesia perlu investasi di riset dan sumber daya manusia kelas tinggi, jangan sampai Indonesia kalah sama negara-negara lain.
“Maksud kalimat saya di akhir postingan di Twitter mengenai semoga Presiden baru dapat menaikan anggaran tersebut, adalah untuk siapapun Presiden yang akan terpilih nanti, termasuk jika pak Jokowi kembali terpilih,” jelas Zaky. Ia pun telah berdiskusi langsung ketika diundang Jokowi ke istana dan mengaku sudah meminta maaf langsung kepada Jokowi.
Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki menambahkan bahwa Presiden Jokowi khawatir jika aksi uninstall terhadap Bukalapak terus berlanjut akan mengganggu bisnis e-commerce di Indonesia. Bukalapak adalah salah satu dari empat unicorn di Indonesia, selain Gojek, Traveloka dan Tokopedia, serta banyak UMKM yang memanfaatkan marketplace tersebut. Presiden juga menyampaikan agar semua pihak harus mendorong unicorn-unicorn Indonesia agar memiliki ruang untuk berkompetisi dengan negara-negara lain.
Pada akhir konferensi pers Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pemerintah baru menyiapkan sebuah kelembagaan besar dalam pengelolaan dana riset agar arahnya jelas dan tepat. Dana riset yang tersedia sudah besar dan ke depannya akan ditambah lagi. Mengenai cara membesarkan dana riset Presiden mengaku masih dalam proses pembicaraan untuk memberikan super deduction tax, baik dalam rangka pengembangan SDM maupun inovasi-inovasi. (lry)
Sumber Acuan: Website Sekretariat Kabinet RI