Jakarta, Ditjen Aptika – Era milenial yang ditandai dengan era Revolusi Industri 4.0 menjadi harapan bangsa mengejar ketertinggalan dari negara maju dengan tetap memperkuat kearifan lokal. Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya masyarakat yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi.
“Di era Revolusi Industri 4.0 menjanjikan kehidupan yang lebih positif, untuk itu harus cepat beradaptasi dengan kecanggihan teknologi yang sedang berkembang dengan pesat tapi tetap dengan menguatkan kearifan lokal dan jati diri bangsa di tengah kehidupan bermasyarakat. Contoh positif yaitu kitabisa.com. Kitabisa.com mempertahankan budaya gotong royong dan tolong menolong dengan membantu masyarakat dalam cakupan kesejahteraan sosial,” kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita saat acara Deklarasi Anti Hoaks Pilar-pilar Sosial di Jakarta, Kamis (28/02/2019).
Menurut Agus, era Revolusi Industri 4.0 bisa menimbulkan potensi masalah sosial karena terjadi pengembangan dunia digital dan transformasi pendistribusian baik barang, jasa dan informasi dengan lebih cepat. Potensi tersebut adalah hoaks. Jika tidak didukung dengan rasa solidaritas sosial, hoaks akan dengan mudah menyebar di masyarakat. Sehingga masyarakat terutama pilar sosial harus dapat memerangi hoaks dan mempertahankan budaya bangsa.
Deklarasi dihadiri sekitar 250 orang peserta yang terdiri dari Karang Taruna, Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).
Deklarasi Anti Hoaks merupakan rangkaian kegiatan Sinergi Pilar-pilar Sosial dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial 2019 di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial RI, Jakarta. Sebelumnya telah dilaksanakan Diskusi Panel yang diisi oleh Pemateri dari Plt Direktur Pemberdayaan Informatika, Kementerian Kominfo, dan Perwakilan Tim Kitabisa.com. (hel)