Mataram, Ditjen Aptika – Perkembangan Gawai Pintar pada era digital dan tsunami informasi memaksa para pengguna untuk terus meningkatkan kemampuan mereka dalam mencari, menganalisa, memproduksi dan menyebarkan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Namun kadang hal ini menjadi hal yang tidak mudah mengingat di era post truth dan algoritma media sosial secara tidak langsung membuat kita bagai katak dalam tempurung terkurung oleh informasi sesuai dengan preferensi politik dan konsumsi harian terlebih bagi individu-individu yang cenderung malas untuk melakukan konfirmasi, cek dan ricek serta tabayyun terhadap satu isu atau informasi.
Melihat kondisi yang demikian, Sub Direktorat Literasi digital, Direktorat Pemberdayaan Informatika Ditjen Aptika Kementerian Kominfo bersama Pemerintah Provinsi NTB menyambut baik inisiatif dari Komunitas Berugak Lombok untuk menggelar Seri Provinsi Cerdas dengan Literasi Digital di empat kabupaten dan satu kota di Provinsi NTB. Provinsi NTB menjadi titik awal dimulainya seri ini dengan dasar bahwa Provinsi NTB masuk dalam daftar 15 provinsi dengan Indeks Kerawanan Pemilu Tinggi yang dirilis oleh Bawaslu RI.
Seminar Literasi Digital yang dilaksanakan itu mengambil tema “Bijak Bermedia Sosial & Melawan Hoaks” dengan sub tema “Hoaks bikin malu, stop ribut melulu” dan “Linimasa asik di tahun politik”. Rangkaian kegiatan ini dimulai dari Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 18 Februari 2019 berlanjut ke Kabupaten Lombok utara, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat dan diakhiri di Kabupaten Lombok Tengah pada tanggal 22 Februari 2019.
Peserta seminar yang hadir dalam kesempatan ini terdiri dari para pelajar, mahasiswa, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), SAR, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), anggota Kelompok Baca Perempuan, dan berbagai organisasi penggiat sosial lainnya.
Diskusi dalam acara ini berjalan sangat hangat dengan munculnya berbagai pertanyaan seputar isu politik terkini dan mampu membuka wawasan baru bagi para peserta terkait seluk beluk hoaks dari cara mengidentifikasinya hingga peran aktif apa yang bisa dilakukan elemen masyarakat dalam membantu melawan hoaks tersebut.
Pemateri yang dihadirkan dalam Seminar Literasi Digital tersebut yaitu perwakilan dari Kementerian Kominfo, Kepala Diskominfo Kabupaten/ Kota, perwakilan KPID, akademisi serta pegiat literasi setempat. Bervariasinya narasumber yang dihadirkan memberikan dinamika bagus bagi diskusi serta membuka banyak informasi dan pencerahan bagi seluruh peserta yang hadir. Mereka memberikan pandangan yang lengkap dari sisi pemerintah pusat, daerah, ditambah masukan dari aktivis dan pegiat Literasi setempat terkait cara yang paling efektif dalam penanganan hoaks.
Dalam kesempatan ini Kementerian Kominfo menyerahkan Kit Literasi Digital yang berisi materi paparan, video dan panduan terkait pelaksanaan kegiatan Literasi Digital yang bisa diinisiasi oleh Pemerintah Daerah sebagai upaya akselerasi Program Literasi Digital dengan kolaborasi pusat-daerah dan didukung oleh komunitas lokal. (ark)