Tasikmalaya, Ditjen Aptika – Pemerintah Kota Tasikmalaya berupaya mewujudkan pelayanan publik dengan cara-cara baru. Salah satunya melalui Gerakan Menuju Smart City yang adaptif terhadap perkembangan TIK.
“Pelayanan publik dituntut semakin smart, semakin efisien dan efektif, dengan adaptif memanfaatkan teknologi informasi. Masyarakat berharap pemerintah bisa memberikan pelayanan menggunakan cara-cara yang baru, tidak dengan cara-cara konvensional seperti dulu,” kata Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan saat membuka acara Bimbingan Teknis Tahap 1 Penyusunan Masterplan Smart City di Kota Tasikmalaya, Rabu (22/6/2022).
Ivan pun mencontohkan layanan perizinan yang butuh rekomendasi dari kepala dinas. Bila dilakukan secara tatap muka dan tanda tangan manual, proses itu akan membutuhkan waktu lama.
“Masyarakat melalui layanan digital bisa mengajukan dari mana saja, di ujung dunia sekalipun sepanjang ada akses internet. Tidak perlu menunggu berhari-hari, berminggu-minggu, menunggu surat dijawab yang belum jelas ada di mana,” katanya.
Dia berharap melalui kegiatan bimtek tersebut aparatur daerah mendapat tambahan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menumbuhkan motivasi dan komitmen untuk menjawab tuntutan pelayanan publik yang semakin kompleks.
“Kuncinya ada pada ASN sebagai aparatur perangkat daerah. Tidak bisa menuju smart city bila aparaturnya tidak ikut beradaptasi,” tegas Sekda Ivan.
Sekda pun mengapresiasi Kementerian Kominfo melalui Ditjen Aptika yang memilih Kota Tasikmalaya sebagai peserta dalam Gerakan Menuju Smart City bersama 50 kabupaten/kota lainnya. Ia meminta perangkat daerah dan Dewan Smart City untuk memanfaatkan secara baik kesempatan itu.
“Kami berharap bimtek ini menjadi pendorong bagi perangkat daerah, bagaimana mewujudkan kota cerdas di Kota Tasikmalaya secara benar, mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, serta mampu menjawab tuntutan masyarakat yang semakin kompleks dan terus berubah,” tutupnya.
Lihat juga: Tingkatkan Layanan, Pemkab Kuningan Canangkan Kuningan Menuju Kota Cerdas
Sementara itu tenaga ahli penyusunan masterplan smart city, Setiadi Yazid menjelaskan kota cerdas adalah kota atau kabupaten yang terus meningkatkan kualitas layanannya dalam mendukung keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
“Salah satunya menggunakan data dan teknologi modern untuk memberikan layanan dan kualitas hidup yang lebih baik, kepada penduduk, pengunjung, maupun bisnis, baik di masa sekarang ataupun masa mendatang,” jelasnya.
Dalam melakukan pembangunan kawasan itu, lanjut Setiadi, perlu memahami visi, permasalahan, dan kebutuhan dari kota, serta memilih strategi dan prioritas untuk menjawab hal-hal tersebut.
“Kita bisa manfaatkan RPJMD sehingga tidak mulai dari nol lagi, disesuaikan dengan enam dimensi smart city, yaitu smart governance, smart branding, smart economy, smart society, smart environment, dan smart living. Setiap OPD bisa membayangkan mau apa kita ke depan,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Setiadi memperkenalkan Aplikasi Manajemen Inovasi sebagai tools yang memudahkan inventarisir masalah dan inovasi. Aplikasi itu digunakan Organisasi Perangkat Derah (OPD) dan Dewan Smart City untuk bersama-sama membuat rencana program.
“Melalui aplikasi ini kita dapat mengisi permasalahan, kebutuhan, inovasi, melakukan analisis kesiapan daerah dan analisis SWOT, serta menyusun rencana aksi. Semua itu dapat dipantau bersama melalui dashboard, agar perencanaan smart city berjalan tepat sasaran,” terang Setiadi yang juga pengajar di Fasilkom Universitas Indonesia.
Sedangkan perwakilan dari Ditjen Aptika Kemkominfo, Maykada Harjono menyampaikan Gerakan Menuju Smart City sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo pada Agustus 2020 untuk percepatan transformasi digital. Pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk membuat langkah-langkah strategis digitalisasi, termasuk mewujudkan kota-kota cerdas di Indonesia.
“Sejak dimulai pada 2017 lalu, hingga tahun 2021 tercatat 148 kabupaten/kota telah menyusun masterplan smart city. Tahun 2022 ini terpilih sebanyak 50 daerah, termasuk Kota Tasikmalaya. Pemerintah daerah yang terpilih melihat dari kesiapan e-government, kemampuan keuangan, serta komitmen kepala maupun perangkat daerah,” ujarnya.
Lihat juga: Punya Segudang Inovasi, Pemkab Wonogiri Antusias Bangun Kota Cerdas
Penyelenggaraan bimtek selama dua hari itu akan menghasilkan Buku 1 berjudul Analisis Strategi Smart City Daerah. Keterlibatan seluruh perangkat daerah dan Dewan Smart City sangat diharapkan agar Bimtek 1 hingga Bimtek 4 berjalan efektif.
“Kita semua paham bahwa menyelesaikan problem-problem lapangan memang rumit. Namun mudah-mudahan melalui penyusunan masterplan kota cerdas bersama seluruh perangkat daerah ini bisa membantu penyelesaian problem-problem tadi, atau setidaknya membawa ke arah yang lebih baik,” pungkasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Kominfo, Asep Maman Permana; Ketua Forum Komunikasi Kelompok Informasi Masyarakat Jawa Barat, Deni Sonjaya; Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika, Amran Saefullah; serta jajaran Dewan Smart City dan OPD/SKPD di Kota Tasikmalaya. (mhk)