Jakarta – Demi mendorong startup bertumbuh subur, Dirjen Aplikasi Informatika meluncurkan buku “Membangun Ekosistem Startup di Indonesia”, dalam acara diskusi Senyawa+ “Innovation through Collaboration” yang digelar oleh Tempo dan Rombak Media.
“Ekosistem startup di Indonesia masih dalam tahap pertumbuhan. Karena itu upaya dari semua pihak yang ada untuk menghilangkan hambatan sangat diperlukan. Kalau menemui hambatan, talenta kita bisa lari ke negara lain. Ekosistem ini membutuhkan orang di bagian coding, bisnis, dan juga desain. Komponen-komponen tersebutlah yang harus kita jaga agar perkembangan startup di Indonesia bisa mengalami akselerasi,” ujar Samuel Abrijani Pangerapan di Hotel Monopoli, Jl. Taman Kemang Raya, Jakarta Selatan (01/12).
Menurut Samuel, salah satu hal pertama yang dilakukan pemerintah adalah membangun ekosistem agar para pemain ekonomi digital bisa berkembang dengan baik. Terutama dari segi infrastruktur dan komponen pendukungnya, serta menyesuaikan peraturan yang ada agar tidak menghambat inovasi di era digital.
Dalam kesempatan itu ikut diluncurkan Yayasan Startup Indonesia sebagai penghubung para startup dengan investor dan pembuat kebijakan, dengan tujuan untuk membentuk perusahaan-perusahaan yang bagus dan membentuk mindset yang baik dari para pendiri atau pelaku usahanya.
Senyawa+ merupakan ajang gabungan beberapa kegiatan sekaligus, seperti panel diskusi, mini class, kurasi musik, dan launching program. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong perkembangan industri kreatif dan memicu munculnya lebih banyak ide dan inovasi dari para startup atau usaha rintisan di berbagai industri kreatif, media, film, dan pendidikan, di era ekonomi digital. (tas/mhk)