Jakarta, Ditjen Aptika – Isu mengenai konten penistaan agama dan SARA oleh Paul Zhang masih mewarnai pemberitaan dalam 24 jam terakhir. Kementerian Komunikasi dan Informatika memperluas pemblokiran konten Paul Zhang sehingga lebih banyak konten diturunkan.
“Kominfo bertindak tegas dalam penanganan konten ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa, termasuk yang dilakukan oleh Paul Zhang,” kata juru bicara Kominfo, Dedy Permadi, Kamis (22/04/2021).
Berdasarkan data yang diberikan Kominfo per hari ini, sebaran konten ujaran kebencian dari Joseph Paul Zhang juga ditemukan di Facebook, Instagram dan Twitter, dari yang semula hanya di YouTube. Kominfo telah meminta penyelenggara platform untuk memblokir 44 konten Paul Zhang dengan rincian 26 konten di YouTube, 13 konten Facebook, tiga konten Instagram dan dua konten di Twitter.
“Selain 44 konten tersebut, Kominfo juga sedang memproses 23 konten yang diduga melanggar Undang-Undang,” kata Dedy.
Tim patroli siber Kominfo sampai hari ini masih mencari konten-konten bermuatan ujaran kebencian serupa di berbagai platform media sosial. Kominfo kembali meminta warganet untuk tidak menyebarkan konten Paul Zhang maupun konten lainnya yang berisi ujaran kebencian, hoaks dan perundungan siber.
Kominfo Turunkan 1.198 Konten Hoaks Seputar VAksin Covid-19 di Medsos
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus melaporkan sebaran hoaks yang menyangkut soal vaksin covid-19. Hingga Rabu (21/4//2021) sebanyak 1.198 hoaks vaksin Covid-19 ditemukan di berbagai platform media sosial.
Sebaran hoaks seputar vaksin Covid-19 paling banyak beredar di Facebook. Tercatat ada 1.081 sebaran hoaks di platform besutan Mark Zuckerberg. Twitter berada di posisi kedua. Dalam catatan Kementerian Kominfo ada 52 sebaran hoaks soal vaksin Covid-19 di platform ini.
Situs berbagi video, seperti YouTube dan TikTok juga tak luput dari sasaran hoaks. Tercatat, ada 41 hoaks di YouTube dan 15 di TikTok. Sembilan sebaran hoaks sisanya ditemukan Kementerian Kominfo berada di Instagram. Pihak Kementerian Kominfo sudah melakukan takedown kepada semua informasi hoaks tersebut.
Kominfo, LIPI, dan AGI LUncurkan Buku Peta EKosistem Industri GAme Indonesia 2020
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Asosiasi Game Indonesia (AGI) meluncurkan buku digital Peta Ekosistem Industri Game Indonesia 2020.
Buku itu, berisi data dan fakta kondisi ekosistem industri game Indonesia terkini, tantangan dan peran pemerintah dalam mengakselerasi perkembangan industri game di tanah air. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memetakan kondisi terkini dari ekosistem industri game di Indonesia, yang dapat membantu mengidentifikasi tantangan dan peluang.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, buku ini merupakan hasil penelitian mendalam LIPI yang difasilitasi Kemkominfo sejak pertengahan tahun 2020 lalu.
Penelitian itu, melibatkan 80 responden pengembang dan penerbit industri game dengan skala bisnis yang bervariasi, mulai dari tim kecil yang belum berbadan hukum hingga perusahaan berbadan hukum yang berisi ratusan orang.
“Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memetakan kondisi terkini dari ekosistem industri game di Indonesia, yang dapat membantu mengidentifikasi tantangan dan peluang yang terdapat dalam ekosistem industri game Indonesia saat ini,” tutur Semuel di Jakarta berdasarkan keterangan tertulis, Kamis, 22 April 2021.
Kominfo Ajak Generasi Muda Jaga Ruang Digital
Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Mira Tayyiba mengajak generasi muda untuk menjaga ruang digital agar bersih, sehat, beretika dan digunakan secara produktif saat menggelar Lomba Menulis Surat untuk Kartini 2021.
“Hindari cyberbullying, hindari hoaks, disnformasi apalagi sampai adanya penipuan secara online, hati-hati juga kita jangan sampai menyebarkan kebencian atau hate speech, jangan sampai kita ikut menyebarkan paham radikalisme dan terorisme di ruang digital,” kata dia dalam Penganugerahan Pemenang Lomba Menulis Surat untuk Kartini 2021, di Aula Anantakupa, Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu ini.
Menurut Mira, dalam ruang digital generasi muda juga perlu memperhatikan dan menjaga data pribadi yang bersifat privat. Dia menilai, masih banyak masyarakat yang kerap mengunggah data pribadinya ke media sosial.
“Pada waktu kemarin vaksin banyak yang pose di media sosial dengan Sertifikat Vaksin, padahal ada barcode yang bisa dibaca data pribadinya. Jadi, silahkan menggunakan ruang digital dengan se-optimal mungkin, karena apapun bisa dilakukan tetapi harus tetap menjaga ruang digital untuk bersih dan sehat, dan jaga data pribadi kita,” tutur dia.