Jakarta, Ditjen Aptika – Program vaksinasi nasional telah dimulai dengan Presiden Joko Widodo sebagai orang pertama yang divaksin. Pemerintah pun telah melakukan berbagai persiapan, salah satunya penyediaan sistem informasi vaksinasi yang terintegrasi.
“Untuk memastikan pelaksanaan vaksinasi berjalan lancar dan sukses kami persiapkan sistem informasi terintegrasi vaksinasi yang digunakan untuk persiapan pelaksanaan vaksinasi, proses pelaporan, serta monitoring dan evaluasi,” jelas Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, saat dialog langsung dengan Kompas TV, Rabu (13/01/2021).
Sistem ini, lanjut Menkominfo, sangat diperlukan mengingat vaksin dilakukan sebanyak dua kali sehingga pendataannya harus benar-benar akurat.
“Sistem informasi ini menggunakan big data dan artificial inteligence yang dihimpun dari berbagai lembaga, seperti Kemkominfo, Kemendagri, Kemenkes, TNI, Polri dan berbagai data lainnya yang disatukan menjadi Satu Data Vaksinasi Covid-19,” paparnya.
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam Satu Data Vaksinasi Covid-19 ada berbagai platform yang dapat digunakan. Pertama adalah platform PeduliLindungi yang terkait tahapan registrasi calon penerima vaksin sampai dengan tahapan penerbitan sertifikat vaksinasi.
“Ada juga platform Primary Care dari BPJS yang digunakan untuk pencatatan hasil vaksinasi pada fasilitas kesehatan. Selanjutnya ada platform Track and Trace dari Biofarma untuk memantau distribusi vaksin dari pusat sampai tingkat provinsi dan platform Smile untuk memantau distribusi vaksin dari tingkat provinsi sampai titik layanan kesehatan dari Kemenkes,” tuturnya.
Integrasi platform-platform itu ada dalam sistem cloud computing di PT Telkom Indonesia yang terhubung dengan pusat data Kemkominfo dan pusat data Kemenkes.
“Ini sistem advance untuk mendukung program vaksinasi nasional yang harus dilakukan segera dan melibatkan banyak penduduk (181,5 juta) jiwa,” imbuh Menteri Johnny.
Lihat juga: Tiga Aplikasi Integrasikan Satu Data Vaksinasi Covid-19
Ia mengingatkan kembali bahwa vaksinasi merupakan pekerjaan besar lintas lembaga yang saling terintegrasi dan terkoordinasi. “Kolaborasi dan orkestrasi manajemen vaksinasi ini hars betul-betul terkoordinasi dengan baik,” pungkasnya.
Sebelumnya, guna mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) terhadap pandemi Covid-19 di Indonesia, Presiden Joko Widodo bersama-sama perwakilan dari berbagai bidang telah melakukan vaksinasi di Istana Negara.
“Baru saja saya bersama-sama perwakilan dari bidang kesehatan, perwakilan agama, perwakilan pedagang pasar, perwakilan pengusaha, perwakilan buruh, perwakilan guru, dan perwakilan tenaga kesehatan telah melakukan vaksinasi,” tutur Presiden Joko Widodo di Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Setelah vaksinasi tahap pertama ini, lanjut presiden, akan diteruskan dengan vaksinasi-vaksinasi selanjutnya pada seluruh provinsi/kabupaten/kota di seluruh tanah air. “Vaksin ini digunakan untuk mencapai herd immunity,” ujarnya.
Vaksinasi perdana itu dilakukan setelah mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM dan keluarnya fatwa halal dari MUI. Vaksinasi penting dilakukan untuk memutus rantai penularan dan memberikan pelindungan kesehatan dan keselamatan bagi semua masyarakat Indonesia dan membantu mempercepat pemulihan ekonomi.
“Meskipun telah dilaksanakan vaksinasi, saya ingin mengingatkan kembali tentang pentingnya disiplin terhadap kesehatan. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” tutup Presiden Jokowi. (lry)