Malang, Ditjen Aptika – Dalam mewujudkan internet sebagai tempat yang aman, nyaman dan produktif, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengimbau para prajurit TNI untuk meningkatkan kecakapan digital dan tidak menyebarkan berita hoaks di media sosial. Hal tersebut dilakukan agar martabat dan citra TNI tetap terjaga positif di mata masyarakat.
“Kami mengharapkan dari penyelenggaraan ini prajurit TNI makin bijak dan cakap berdigital, tidak ada lagi prajurit TNI yang menyebarkan berita hoaks yang bukan tugas TNI sebagai pemersatu bangsa,” ujar Direktur Pemberdayaan Informatika Kemkominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto, saat memberikan sambutan pada kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Prajurit TNI di Provinsi Jawa Timur, Selasa (05/09/2023).
Menurut Boni, hal tersebut patut dilakukan sesuai arahan panglima TNI yang berharap para prajurit TNI dapat menerapkan sikap bijak dalam bermedia sosial.
“Hal penting yang diarahkan panglima pada acara ini, yaitu tidak ada lagi prajurit TNI yang buta digital,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar FISIP Universitas Airlangga yang juga merupakan Dewan Pakar MPI Muhammadiyah, Henry Subiakto, dalam pemaparan materinya menjelaskan bahwa prajurit TNI harus berkontribusi secara aktif dalam melawan hoaks yang bertebaran di media sosial.
“Sebagai pengguna media sosial, prajurit TNI harus bisa menghindari dan paham apa yang namanya hoaks atau informasi palsu yang sengaja dibuat dengan tujuan manipulasi fakta,” jelas Henry.
Apalagi menurutnya, saat ini berita hoaks sudah menjadi salah satu serangan dan problematika besar dalam kehidupan sehari-hari sehingga banyak memakan korban hingga ke kerabat dekat kita sendiri.
“Kadang-kadang orang terdekat kita adalah orang yang paling kita percayai, tapi ternyata mereka juga pernah termakan hoaks atau malah pembuat hoaks yang jadinya bisa terdampak juga ke kita,“ jelasnya.
Henry menambahkan bahwa orang-orang yang terdampak berita hoaks biasanya terkena illusory truth effect yang merupakan sikap mudah percaya terhadap informasi berulang atau sama yang datang dari berbagai sumber.
“Itu lah kenapa hoaks mudah dipercaya, karena orang cenderung membaca dan menyimpulkan informasi terlalu cepat. Mudah percaya informasi yang sejalan dengan pemikiran atau sikapnya walaupun informasi tersebut itu salah“ tambahnya.
Oleh karena itu, Henry mengimbau kepada prajurit TNI untuk mengetahui ciri-ciri hoaks yang beredar di media sosial. Hal ini penting agar dapat melindungi diri sendiri serta orang-orang terdekat untuk bisa menghindari dampak negatif yang merugikan.
“Ciri-ciri utama hoaks di medsos, tujuan utamanya yaitu menciptakan kebencian, kecemasan, permusuhan dan ketidakpercayaan, sumber informasi pembuat hoaksnya tidak jelas, informasinya tidak lengkap, isinya menarik dan bisa menyentuh emosi, pihak lain dianggap hitam kelam, pihaknya putih suci, dan hoaks bisa memupuk prasangka sosial dan kebencian SARA,“ jelas Henry.
Sementara itu, Wakil Komandan Satuan Siber (Wadansatsiber) TNI, Kolonel CHB Martanto Dwi Satsomo Hadi mengatakan bahwa tidak hanya berita hoaks yang harus dicegah, prajurit TNI juga wajib menjaga keamanan data yang bersifat digital agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebocoran data.
“Selain cegah berita yang tidak benar atau hoaks, prajurit TNI juga harus cegah keamanan data pribadi, cegah dokumen militer yang bersifat rahasia atau bernilai strategis dari pengaksesan secara bebas,“ ucapnya.
Lihat juga: Jaga Kedaulatan Negara di Era Digital, Prajurit TNI Pelajari Pilar Literasi Digital
Dwi juga mengharapkan prajurit TNI untuk tetap menjaga citra baik di mata masyarakat dengan berkontribusi dalam mengunggah konten-konten positif di media sosial, sesuai arahan dari Panglima TNI.
“Panglima TNI juga sudah menekankan bahwa sekarang itu jarimu bisa menentukan nasibmu, maka bijaklah bermedia sosial,“ pungkasnya.
Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan bagi ASN, TNI dan POLRI yang dilaksanakan di ruang meeting Arjuna 2-3 Swiss-belinn kota Malang dan dihadiri oleh kurang lebih 100 prajurit TNI.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun pemahaman serta kesadaran atau makna penting dari literasi digital bagi prajurit TNI. Kegiatan Offline Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Prajurit TNI di Provinsi Jawa Timur ini telah dilaksanakan dari tanggal 4 hingga 7 september 2023 dengan menargetkan total 200 peserta dari prajurit TNI yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. (ryo)