Surakarta, Ditjen Aptika – Menciptakan kolaborasi berkelanjutan merupakan kunci penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan inovasi dalam industri startup digital di Indonesia. Dengan bertumbuhnya ekosistem startup digital, diharapkan dapat mendukung potensi ekonomi digital Indonesia yang diproyeksi meningkat.
Seperti menurut Laporan eConomy SEA 2022, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tumbuh yakni mencapai US$77 miliar pada tahun 2022, dengan proyeksi mencapai US$360 miliar pada tahun 2030.
“Ini adalah pencapaian luar biasa, tetapi pencapaian ini tidak bisa terjadi tanpa upaya kolaboratif dari semua pihak yang terlibat. Kita tidak bisa hanya mengandalkan potensi ekonomi digital yang besar ini tanpa memberikan dukungan yang diperlukan kepada para pelaku startup dan inovator di tanah air,” jelas Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, saat Networking Dinner: Road To Indonesia Startup Ecosystem Summit, di Pracima West Park & Garden, Kota Surakarta, Kamis (10/08/2023).
Oleh karena itu, lanjut Dirjen Semuel, komitmen semua pihak dalam membangun ekosistem startup yang kuat sangat penting. Ia percaya bahwa kolaborasi berkelanjutan merupakan kunci dalam mengembangkan industri startup digital di Indonesia.
“Melalui kerja sama yang erat antara pemerintah, pelaku usaha, pemodal ventura, akademisi, media, komunitas dan lainnya kita dapat menciptakan peluang baru, memfasilitasi akses permodalan, dan pasar. Serta memberikan dukungan yang diperlukan bagi para startup untuk tumbuh dan berkembang,” terang Dirjen Semuel.
Pada sesi talkshow, Dirjen Aptika menjelaskan bahwa pertumbuhan startup bisa berdampak terhadap perekonomian Indonesia, diantaranya membuka lapangan pekerjaan, kontribusi terhadap Gross Domestic Product (GDP) melalui pendapatan, pajak, dan investasi, serta inovasi dan efisiensi.
Menurutnya, untuk menumbuhkan industri startup digital itu juga membutuhkan bantuan pemerintah. Dalam hal ini dapat dilakukan melalui dukungan kebijakan, membuka akses jejaring bisnis, mendukung kolaborasi, dan mengembangkan infrastruktur digital untuk menciptakan ekosistem yang kondusif.
Lihat juga: Startup Studio Indonesia Jawab Tantangan Early-Stage Startup Hadapi Ketidakpastian Pasar
Tentang Indonesia Startup Ecosystem Summit dan Networking Dinner
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menginisiasi kolaborasi dalam rangkaian agenda Indonesia Startup Ecosystem Summit. Program tersebut merupakan acara tahunan bagi para penggerak dan fasilitator ekosistem startup Indonesia agar saling terkoneksi untuk berkolaborasi demi dampak yang lebih besar.
Acara itu digelar sekaligus sebagai salah satu wujud dukungan pemerintah untuk pelaku startup Indonesia, baik dalam hal dukungan pemetaan, inkubasi, pendampingan, akses permodalan dan akses pasar.
Kegiatan yang akan diselenggarakan pada November mendatang, bertujuan untuk membangun ekosistem startup di Indonesia serta mendorong kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, pemodal ventura, akademisi, media, komunitas dan lainnya.
Oleh karena itu, untuk mendukung terciptanya ekosistem startup digital yang berkelanjutan pada kegiatan Indonesia Startup Ecosystem Summit tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika pun menginisiasi agenda Networking Dinner yang bertujuan untuk menjembatani diskusi dari berbagai pelaksana program pemberdayaan startup digital (program inkubasi startup, akselerator, dan lainnya) dan para penggerak ekosistem startup digital.
“Agenda ini menjadi langkah penting dalam memajukan ekosistem startup berkelanjutan di Indonesia, mendorong kerjasama lintas sektor, termasuk pemerintah, bisnis, investor, akademisi, media, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya. Networking Dinner yang diselenggarakan merupakan manifestasi dukungan kami terhadap upaya ini,” ungkap Dirjen Semuel, masih dalam acara yang sama.
Menurutnya, Networking Dinner menciptakan kesempatan bagi pelaku industri, inovator, dan para penggerak ekosistem startup digital untuk bertemu, berinteraksi, dan menjalin kolaborasi yang lebih erat. “Bersama, kita akan menciptakan momentum yang tak terhentikan, menjembatani kolaborasi yang mendorong inovasi, pertumbuhan, dan dampak yang lebih besar lagi,” tandas Dirjen Semuel.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Koordinator Startup Digital Kementerian Kominfo, Sony Hendra Sudaryana, menyampaikan bahwa terdapat tiga permasalahan pada industri startup digital di Indonesia, yakni akses, informasi, dan kolaborasi.
“Pertama terkait akses, terdapat kebutuhan bagi para pelaku industri startup digital, khususnya program inkubator dan akselerator, untuk mendapatkan akses pada ekosistem global. Kedua kurangnya informasi terpusat terkait ekosistem startup di Indonesia dan mitra program yang tepat bagi para founder startup,” jelasnya,
Terakhir, menurutnya, industri startup digital memerlukan momentum untuk membangun kolaborasi demi dampak yang lebih besar. Oleh karena hal tersebut, Indonesia Startup Ecosystem Summit dilaksanakan.
“Program ini dilakukan untuk mendorong akselerasi transformasi digital melalui kolaborasi antar pelaku industri startup digital,” terangnya.
Tujuan jangka panjang dari program Indonesia Startup Ecosystem Summit sendiri ialah membawa nilai dan dampak yang lebih besar untuk setiap ‘pemain’ dalam ekosistem startup digital. Selain itu, diharapkan dapat menempatkan program-program inkubasi dan akselerasi startup di Indonesia dalam peta global ekosistem startup yang sedang berkembang. (lry)