Yogyakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo (Kemkominfo) mengajak mahasiswa baru Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta untuk ikut menjaga keamanan di dunia digital. Hal ini sekaligus merupakan salah satu upaya mendorong peningkatan indeks digital safety yang masih tertinggal dibanding tiga pilar literasi digital lainnya.
“Menurut Indeks Literasi Digital Nasional kita di tahun 2022, pilar digital safety ini memiliki indeks terendah dibandingkan pilar lain, yaitu 3,12. Oleh karena itu, mari adik-adik mahasiswa ini menjadi garda terdepan untuk menjaga keamanan di dunia digital,” ujar Direktur Pemberdayaan Informatika Kemkominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto, saat memberikan pembekalan literasi digital dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN) UPN Yogyakarta Tahun 2023 di Yogyakarta, Sabtu (12/07/2023).
Direktur Boni mengatakan, saat ini masih banyak kejahatan yang terjadi di dunia digital. Tidak hanya pada sisi konten negatif, namun kejahatan digital modusnya pun semakin beragam.
“Kejahatan dunia digital ini sekarang marak dengan berbagai teknik. Dari yang sifatnya fisik, scamming bahkan social engineering. Jadi penting untuk kita berhati-hati,” tambahnya.
Oleh karena itu, ia pun menjelaskan, setidaknya ada empat hal yang bisa dilakukan para mahasiswa untuk meningkatkan keamanan digital. Pertama, mereka perlu mengamankan perangkat digital yang digunakan.
“Pertama yang paling sederhana ialah saat login ke perangkat digital yang adik-adik gunakan. Penting untuk menjaga akun secara rutin, mulai dari mengubah password secara rutin dan menghindari menggunakan satu password untuk semua akun,” jelas Direktur Boni.
Hal kedua, lanjutnya, mengamankan identitas digital. Penting untuk menjaga data identitas yang dipakai di ruang digital agar tidak digunakan orang lain.
“Kalau ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya akun anda dicuri, maka harus segera lakukan upaya pengamanannya,” ujar Direktur Boni.
Kemudian, para mahasiswa juga diminta untuk waspada terhadap berbagai modus penipuan di dunia digital. Serta mahasiswa diimbau untuk berhati-hati dengan rekam jejak digital.
“Selain jangan sampai terkena modus penipuan digital, adik-adik juga harus berhati-hati dalam mengunggah konten. Jangan yang mengandung hal negatif karena akan ada tuntutan hukumnya dan jejak digitalnya akan sulit dihapus,” sebut Direktur Boni.
Selain empat hal tersebut, Direktur Boni, juga mengimbau agar mahasiswa lebih waspada terhadap berbagai modus kejahatan digital, seperti pishing, scam, skimming, data forgery, dan sebagainya. Serta melakukan pengamanan agar tidak terkena modus tersebut.
“Penting untuk mengaktifkan two-factor authentication di perangkat kita untuk menghindari pishing. Lalu jangan mudah memberikan kode one-time password (OTP) kita ke orang lain serta jangan asal mengunduh aplikasi atau mengunjungi website yang tidak jelas untuk menghindari scam atau penipuan,” jelasnya.
Lihat juga: Kominfo Akan Fokus Kejar Ketertinggalan Pilar Digital Safety
Pada akhir pemaparannya, Direktur Boni mengajak para mahasiswa untuk aktif melaporkan konten negatif maupun modus kejahatan yang mereka temukan di dunia digital. Menurutnya, hal itu juga termasuk salah satu cara untuk ikut menjaga keamanan digital.
“Silakan adukan, bisa melalui kanal yang Kominfo miliki, seperti aduankonten.id, aduannomor.id dan cekrekening.id,” pungkasnya.
Langkah Strategis Tingkatkan Literasi Digital
Sementara itu ditemui usai kegiatan, Rektor UPN Yogyakarta, M Irhas Effendi mengaku, memberikan literasi digital ke mahasiswa baru tersebut merupakan langkah yang strategis. Pasalnya, mereka bisa menjadi agen untuk menyebarkan literasi digital ke masyarakat.
“Mahasiswa memang harus dibekali dengan literasi digital yang baik. Mereka bisa menjadi agen literasi digital karena mereka lah yang akan turun ke masyarakat melalui berbagai kegiatan akademik maupun sosial di kampus,” terangnya.
Ditambah lagi, ia menyebut bahwa mahasiswa itu merupakan generasi muda yang akan menjadi pemimpin negara. “Kalau mereka tidak paham dengan dunia yang sekarang berkembang, yaitu dunia yang bergerak ke arah digitalisasi, tentu mereka akan sulit untuk memegang peran bagi masa depan negara kita,” sebut Irhas Effendi.
Irhas Effendi mengatakan, saat ini UPN Yogyakarta juga tengah membahas untuk menjadikan literasi digital sebagai mata kuliah wajib universitas. Harapannya agar mahasiswa memiliki tingkat adaptif yang baik di era digital.
“Hal ini sedang didiskusikan. Kalau dibentengi dengan keterampilan digital yang baik, etika yang baik, kemudian budaya dan kemampuan untuk menjaga keamanan digital yang baik, ya harapannya mahasiswa akan lebih survive di era sekarang,” katanya.
Oleh karena itu ia pun berharap kerja sama antara UPN Yogyakarta dengan Kemkominfo bisa terus berlanjut, utamanya untuk menginternalisasi nilai-nilai literasi digital melalui perkuliahan.
“Harapannya nanti bisa terus bekerja sama dengan Kominfo dalam hal pengembangan mata kuliah maupun kurikulum terkait literasi digital ini,” tandasnya.
Kegiatan pemberian literasi digital pada kegiatan PKKBN UPN “Veteran” Yogyakarta itu menjadi bagian dari program Indonesia Makin Cakap Digital Ditjen Aptika Kemkominfo. Acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN) UPN Yogyakarta Tahun 2023 tersebut dihadiri sebanyak 5.277 mahasiswa baru, serta seluruh jajaran sivitas akademis UPN Yogyakarta. (frs)