Surabaya, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika terus mendorong digitalisasi sektor kesehatan melalui implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) di fasilitas kesehatan, salah satunya di Jawa Timur. Hal ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Asosiasi Healthtech Indonesia (AHI).
“Kami terus memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan selaku leading sector sektor kesehatan, serta Asosiasi Healthtech Indonesia dalam fasilitasi pemanfaatan teknologi Rekam Medis Elektronik, khususnya dalam mendukung Peraturan Menteri Kesehatan No.24 Tahun 2022,” ujar Direktur Ekonomi Digital, I Nyoman Adhiarna dalam sambutannya pada Seminar Peningkatan Kompetensi Tenaga Informatika Kesehatan dalam Implementasi RME dan Integrasi SATUSEHAT sesuai Standar HL7–FHIR dan Peluncuran AHI Academy, Surabaya, Jumat (14/04/2023).
Menurut Direktur Nyoman, implementasi RME memerlukan dukungan dan keterlibatan aktif seluruh pihak yang terkait, seperti pemangku kebijakan, manajemen/pengelola fasilitas kesehatan serta kesiapan infrastruktur fasilitas kesehatan.
“Selain itu juga sumber daya manusia, dalam hal ini yaitu tenaga informatika kesehatan yang diharapkan mampu dan terampil dalam mengimplementasikan Rekam Medis Elektronik (RME) di fasilitas kesehatan tersebut,” sebutnya.
Direktur Nyoman juga berharap implementasi RME dapat mendukung percepatan adopsi teknologi digital, khususnya di wilayah Jawa Timur.
“Harapannya seminar ini dapat mengembangkan kompetensi tenaga informatika fasilitas kesehatan, khususnya di wilayah Gerbangkertasusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan), terutama implementasi RME dalam mendukung percepatan adopsi teknologi digital dalam pengelolaan fasilitas kesehatan terutama pemanfaatan RME beserta integrasinya dengan SATUSEHAT,” ujarnya.
Integrasi Platform SATUSEHAT Kementerian Kesehatan
Sementara itu, Head of Health Innovation Ecosystem Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan, Patota Tambunan mengatakan platform SATUSEHAT berkomitmen untuk menggunakan standar yang sama, baik arsitektur, metadata dan terminologi saat melakukan pertukaran RME.
Sekitar 60 ribu fasilitas kesehatan akan terhubung dengan SATUSEHAT menggunakan HL7 FHIR sebagai standar interoperabilitas data, sehingga tidak ada ambiguitas di dalamnya.
“Semua sistem Puskesmas yang existing akan terintegrasi menjadi satu sistem, sehingga tenaga kesehatan cukup menginput ke satu sistem saja,” ujarnya.
SATUSEHAT akan berfokus pada pelayanan yang nantinya dapat mempermudah pekerjaan tenaga kesehatan dengan menghubungkan seluruh fasyankes dan industri kesehatan lainnya.
“Platform ini juga akan membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan kesehatan berbasis data. Masyarakat bisa mengakses SATUSEHAT mobile yang dapat berfungsi sebagai personal health record (rekam medis pribadi),” tambahnya.
Ia pun juga mengakui, peningkatan kompetensi tenaga informatika kesehatan memang memerlukan dukungan dari seluruh ekosistem pelaku kesehatan. “Jadi bukan hanya Kementerian Kesehatan dan Kominfo, tapi kolaborasi dari seluruh ekosistem pelaku industri kesehatan, seperti Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jawa Timur, Asosiasi Healthtech Indonesia (AHI) dan lembaga terkait lainnya,” sebutnya.
Lihat Juga: Ditjen Aptika Dorong Pemanfaatan Rekam Medis Elektronik di Kabupaten Bogor
Dalam kesempatan itu, diluncurkan pula Asosiasi Healthtech Indonesia (AHI) Academy. Tujuan dibentuknya AHI Academy ini untuk memberikan wadah bagi tenaga informatika kesehatan dalam mempelajari dan mengembangkan kompetensi, bukan hanya di bidang bidang IT tetapi juga terkait pemahaman bisnis proses pelayanan kesehatan di faskes secara berkelanjutan.
Seminar yang digelar ini merupakan bagian dari program Adopsi Teknologi Digital Sektor Kesehatan yang diadakan oleh Ditjen Aptika Kemkominfo, sebagai upaya untuk mendukung percepatan transformasi digital sektor kesehatan. Sekaligus untuk meningkatkan kompetensi tenaga informatika kesehatan terhadap implementasi RME di fasyankes dan integrasinya dengan platform SATUSEHAT Kemenkes.
Acara diselenggarakan secara hybrid yang dihadiri oleh 80 peserta luring dan 800 peserta daring yang berprofesi sebagai tenaga informatika kesehatan dan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK) di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Peserta yang hadir mendapatkan materi seputar penerapan RME, integrasi platform SATUSEHAT dan standar HL7 FHIR, strategi change management serta pemahaman bisnis proses pelayanan kesehatan di faskes secara berkelanjutan. (jnm)