Bogor, Ditjen Aptika – Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan kompetensi literasi digital akan menghasilkan pelayanan publik yang optimal. Tantangan dalam pengembangan kompetensi di era digital ini yaitu bagaimana membangun pola pikir ASN yang komprehensif, integral, holistik bahkan sistemik.
“Caranya melalui peningkatan kemampuan penguasaan teknologi, memiliki integritas yang tinggi, profesional, melayani, dan keterkaitan antara pengembangan kompetensi dengan kinerja, serta tidak melupakan fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa,” kata Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pemerintahan Kemkominfo, Niki Maradona dalam acara Training of Trainer (ToT) Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada ASN Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Bogor, Jawa Barat, Senin (14/11/2022).
Menurut Niki, dalam menyongsong era digital ini kompetensi yang dibutuhkan oleh ASN pada dasarnya adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dalam melakukan tugas dan fungsinya untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat. Untuk itu, perlu menggalakkan budaya literasi teknologi pada ASN yang mencakup dua hal yaitu literasi digital dan literasi data.
“Kompetensi atas literasi digital dan kemampuan dalam penggunaan teknologi digital dan teknologi informasi lainnya, perlu dan wajib dikuasai oleh ASN. Sehingga dapat optimal dalam mewujudkan layanan publik serta tugas-tugas lainnya yang melekat,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ketua Tim Niki mengatakan para peserta program akan mendapatkan pemahaman materi dari empat pilar literasi digital, yakni digital culture, digital skills, digital ethics, dan digital safety. Selain itu, kompetensi literasi atas data dimana kerap disebutkan ‘data is the new oil‘ dalam era informasi ini.
“Tingginya potensi data dan berkembangnya penggunaan big data menjadi kompetensi yang harus dimiliki ASN dalam mengambil kebijakan agar tepat sasaran, serta menghadirkan pelayanan publik yang berkualitas,” terangnya.
Lihat juga: Kominfo Dorong ASN Kemenkes Cakap Digital
Disampaikan oleh Niki, dalam acara ToT itu peserta akan mendapatkan berbagai materi, yaitu Pre Test, Budaya Digital, Etika Digital, UU ITE dan PDP, Keamanan Digital, Keterampilan Digital, Pengantaran Materi secara Efektif (Penggunaan Multimedia), Tugas Kelompok, Presentasi Kelompok, serta Post Test dan Survei.
“Materi-materi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kecakapan penggunaan teknologi digital, meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan perangkat dan akun yang digunakan, serta mendorong ASN untuk mengenal dan mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan sektor publik pada masyarakat,” terangnya lagi.
Tujuan ToT Literasi Digital
Niki Maradona menerangkan kegiatan ToT Literasi Digital ASN di Kemendikbudristek ini bertujuan untuk membentuk trainer-trainer literasi digital di lingkungan Kemendikbudristek yang nantinya membantu tugas Kemkominfo dalam memberikan literasi digital kepada para ASN maupun masyarakat umum.
“Kolaborasi lintas K/L dalam pelaksanaan Literasi Digital Sektor Pemerintahan ini agar capaian orang terliterasi digital pada 2023 nanti lebih cepat kita capai dan lebih tepat sasaran, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya,” tutur Niki.
Sementara itu, Ketua Tim Perencanaan Sistem Informasi Biro SDM Kemendikbudristek, Hanjar Basuki mengatakan pelaksanaan program literasi digital ini menjadi sangat penting bagi Kemendikbudristek yang memiliki pegawai sebanyak 125 ribu lebih, dimana separuhnya melayani masyarakat umum dan berinteraksi dengan masyarakat.
“Kegiatan program ToT Literasi Digital ini akan diimplementasikan oleh ASN Kemendikbudristek di lingkup wilayah kerja masing-masing pada tahun 2023,” ucap Hanjar.
Dijelaskan Hanjar, Kemendikbudristek telah memanfaatkan TIK dalam meningkatkan layanan kepada masyarakat. Termasuk penggunaan media sosial seperti Facebook, Youtube, Instagram, hingga Twitter untuk menyampaikan informasi baik kepada lingkup internal maupun eksternal kementerian.
Menurut dia, tidak sedikit ASN di lingkup Kemendikbudristek yang aktif menggunakan media sosial tapi belum paham bagaimana bermedia sosial yang bijak. Misalnya memberikan komentar yang tidak perlu sehingga menimbulkan protes.
“Untuk itu acara literasi digital ini menjadi penting bagi kami agar SDM di Kemendikbudristek mendapat pemahaman yang baik bagaimana memberikan komentar atas sebuah postingan atau menyampaikan informasi,” tuturnya.
Lihat juga: Empat Nilai Wujudkan Budaya Digital Pemerintah
Kegiatan literasi digital bagi para ASN tersebut diikuti oleh 30 peserta, mayoritas merupakan widyaiswara di lingkungan Kemendikbudristek. Acara diselenggarakan pada 14-15 November 2022 dengan para pemateri berasal dari kalangan akademisi dan praktisi TIK.
Ditjen Aptika Kemkominfo telah meluncurkan program literasi digital sejak 2017 dengan target 50 juta masyarakat Indonesia terliterasi secara digital sampai tahun 2024. Program tersebut sudah diikuti hampir 13 juta peserta pada 2021, sekitar 5,5 juta pada 2022 ini, dan tahun depan menyasar 5,5 juta dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sektor komunikasi dan informatika. (lg)