Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo mendorong sekolah-sekolah untuk mengadopsi teknologi 4.0 dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satunya menggunakan teknologi imersif atau Virtual Reality (VR).
Direktorat Ekonomi Digital, Ditjen Aptika Kemkominfo, memberikan satu unit VR Box untuk setiap sekolah terpilih di wilayah Batam, Bintan, Biak, Sorong, Kendal, Klaten, dan baru-baru ini di Bali. Sedangkan dua lagi akan segera menyusul yaitu di Tual dan Medan.
Namun, tidak semua sekolah mendapatkan uji coba teknologi imersif VR, ada guru-guru yang hanya mendapatkan pelatihan video based learning, yaitu bagaimana membuat video pelajaran. Pertimbangan untuk hal itu tergantung kesiapan dari pihak sekolah dalam mengadopsi teknologi.
“Tujuan pemberian VR Box tersebut untuk merangsang pihak sekolah membuat konten pelajaran yang jauh lebih menarik,” ujar Ketua Tim Transformasi Digital Pendidikan, Kesehatan, dan Pariwisata, Direktorat Ekonomi Digital, Ditjen Aptika, Kemkominfo, Dikki Rukmana saat dihubungi, Kamis (6/10/2022).
Disampaikan Dikki, untuk sekolah-sekolah lain dapat membeli sendiri perangkat VR Box di berbagai lokapasar (marketplace). Harganya cukup terjangkau, mulai dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah.
Dalam adopsi teknologi 4.0 di sektor pendidikan ini, Kementerian Kominfo bekerja sama dengan Kemendikbudristek, sebagai upaya mendukung Platform Merdeka Mengajar (PMM). PMM dirancang untuk membantu guru meningkatkan kompetensi dan melaksanakan pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka.
“Terkait dengan hal itu, peran Kominfo adalah membantu para guru untuk menguasai tools dan aplikasi untuk membantu para guru membuat konten-konten tersebut,” kata Dikki.
Lihat juga: Pembelajaran dengan Virtual Reality Bangkitkan Rasa Ingin Tahu Siswa
Sebelumnya, SMAN 4 dan SMKN 1 Kota Denpasar, Bali masing-masing mendapatkan satu unit VR Box. Para guru dinilai aktif membuat konten-konten pelajaran. Adapun contoh-contoh konten yang diproduksi misalkan teknik renang untuk mata pelajaran olahraga atau perbengkelan untuk teknik mesin.
“Konten yang diproduksi banyak dan bagus. Saat melakukan kunjungan ke dua sekolah tersebut, mereka sudah menggunakan VR Box untuk mendukung pelajaran sehingga akhirnya diberikan VR Box tambahan,” jelas Dikki.
Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran
Sementara itu Kepala Sekolah SMKN 1 Kota Denpasar, I Ketut Suparsa mengatakan untuk saat ini belum semua pelajaran menggunakan VR, karena perlu membuat modul untuk masing-masing pelajaran yang memakai alat tersebut.
“Ke depan kami berusaha agar VR tersebut dapat digunakan di semua pelajaran. Karena adopsi teknologi ini membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran di sekolah, jadi kami akan terus mencoba mengoptimalkan penggunaannya,” ujarnya.
Sedangkan Guru SMAN 4 Kota Denpasar, Dewa Made Yuda Andika mengatakan adopsi teknologi VR tersebut juga membantu gaya belajar murid yang memiliki minat dan bakat kinestetik agar lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan.
Untuk aplikasi bermuatan konten pelajaran, Kemkominfo berkolaborasi dengan startup Millelab. Mereka menyediakan aplikasi berisi konten-konten pelajaran secara virtual, seperti pembuatan modul belajar dan penggunaan aplikasi VR. Selain VR, teknologi lain yang diajarkan ada augmented reality, video based learning, cloud computing, dan big data.
Lihat juga: Adopsi Teknologi Imersif, SMA dan SMK di Bali Gunakan Virtual Reality
Managing Director Millelab, Andes Rizky mengatakan dengan menerapkan teknologi imersif seperti Virtual Reality dan Augmented Reality (AR) dalam kegiatan belajar dapat mendorong peserta didik mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
“VR dan AR yang digabungkan dengan konsep pedagogi akan membuat teknologi tidak hanya sebagai media melainkan juga stimulan. Peserta didik menjadi lebih bahagia dalam belajar dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi,” kata Andes saat acara Kick Off Transformasi Digital Sektor Pendidikan, Rabu (25/5/2022).
Dengan memakai VR, para siswa dapat merasakan pengalaman di dunia digital sesuai materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Teknologi VR ini bisa diterapkan di semua mata pelajaran yang memang membutuhkan narasi dalam pemaparan materinya. (lg)