Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo bekerja sama dengan berbagai layanan digital fulfillment atau gudang online turut mengakselerasi transformasi digital pada sektor logisitik. Kemkominfo mendorong penerapan layanan tersebut dengan cara sosialisasi bersama startup logistik maupun pengangkutan.
“Fokusnya untuk membantu para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengoptimasi penjualan mereka. Namun layanan digital fulfillment yang difasilitasi oleh Kementerian Kominfo tidak hanya terbatas pada pergudangan,” kata Anggota Tim Adopsi dan Fasilitasi Sektor Logistik Kemkominfo, Tita Ayuditia Surya di Jakarta, Senin (3/10/2022).
Apa saja mata rantai logistik yang dapat dilayani fitur digital fulfillment? Tita pun menjelaskan ada empat yang dapat memanfaatkan teknologi tersebut, yakni storage (pergudangan), inventory management (manajemen penyimpanan), packaging (pengemasan), dan shipping (pengiriman).
Pertama, fasilitas storage memberikan layanan gudang berkapasitas besar dengan fasilitas memadai untuk memastikan keamanan penyimpanan produk yang sesuai dengan kategori dan kebutuhannya.
Kedua, dalam hal tata kelola barang, layanan inventory management memberikan pengelolaan persediaan dengan mengatur jumlah stok barang hingga mencatat barang yang masuk dan keluar.
“Selain itu, program layanan digital fulfillment juga memberikan fasilitas packaging dan shipping yang memastikan proses pengambilan dan pengemasan produk sesuai keinginan konsumen dan terstandar dengan baik,” jelas Tita.
Guna memberikan sosialisasi pentingnya layanan digital fulfillment, Kementerian Kominfo melalui Direktorat Ekonomi Digital, Ditjen Aptika pun menggandeng para pemangku kepentingan di sektor tersebut.
“Kami bekerja sama dengan mitra logistik, lembaga terkait, pemda, startup bidang logistik, pelaku UMKM dan para reseller. Fasilitasi dan pembinaan digital fulfilment Kominfo sudah dilaksanakan di Kota Surabaya dan Makassar. Kegiatan ini diikuti oleh 100 pelaku UMKM setempat,” tutur Tita.
Hadirnya penerapan layanan digital fulfillment dalam sektor UMKM membantu para pelaku usaha untuk lebih fokus dalam mengembangkan produk dan memikirkan strategi penjualan yang berpotensi meningkatkan penjualan.
Lihat juga: Layanan Gudang Online untuk Optimasi Penjualan UMKM di Surabaya
Seperti diketahui, sosialisasi soal pergudangan daring ini menjadi penting seiring makin meningkatnya bisnis e-commerce dalam beberapa tahun terakhir. Bank Indonesia (BI) melaporkan, transaksi lokapasar daring atau e-commerce di Indonesia angkanya ditaksir mencapai Rp530 triliun pada 2022.
Pemerintah pun menginginkan banyak produk pelaku UMKM terintegrasi dalam pasar digital sebagai upaya mengoptimasi nilai penjualan mereka. Salah satunya dengan memanfaatkan layanan gudang daring tersebut. Dalam pelaksanaannya, layanan digital fulfillment Kemkominfo dapat diikuti semua sektor usaha UMKM di mana saja yang sudah menjual produknya secara daring.
Dalam program ini, Ditjen Aptika menggandeng startup Crewdible yang merupakan pionir gudang online di Indonesia dan sudah memiliki layanan gudang online di kota-kota besar di Indonesia. Yaitu di Jakarta, Surabaya, Medan dan rencananya akan bertambah di Makassar. (ea)