Mataram, Ditjen Aptika – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov NTB, Aidy Furqan menyayangkan pemanfaatan ruang digital masih didominasi oleh aplikasi Tiktok dan game. Akibatnya, indeks literasi digital di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih tergolong rendah.
“Program Literasi Digital diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran siswa dan siswi untuk lebih menggali potensi-potensi yang ada di ruang digital, tidak terpaku terhadap Tiktok dan game,” katanya saat Kickoff Road Show Literasi Digital Sektor Pendidikan di SMK 5 Mataram, Sabtu (01/10/2022).
Aidy pun menyambut baik kolaborasi Kemkominfo bersama Pandu Digital NTB mengadakan road show di 25 SMK di NTB, sebagai upaya peningkatan indeks literasi digital di provinsi tersebut. Pemahaman ruang digital sangat diperlukan untuk seluruh kalangan, khususnya siswa-siswi sekolah.
“Di era digital ini patut diperhatikan secara khusus konten-konten yang tidak bertanggungjawab. Masalahnya, konten-konten tersebut yang paling cepat terlihat,” terang Kadis Dikbud NTB itu.
Aidy pun berharap para siswa dapat menerapkan pilar-pilar literasi digital agar dapat memaksimalkan ruang digital. “Murid harus lebih cepat belajar dari para guru, karena dunia digital lebih dekat dengan dunia anak muda,” ujarnya.
Lihat juga: Kominfo Gandeng Pandu Digital JSDI Ajarkan Empat Pilar Literasi Digital
Program literasi digital di NTB juga disambut antusias oleh Kepala Sekolah SMK 5 Mataram, Istiqlal yang merasa tersanjung menjadi bagian dari kegiatan. “Saya berharap siswa-siswi SMK 5 Mataram dapat menjadi salah satu agen perubahan di sektor pendidikan,” tuturnya saat sambutan kickoff.
Sementara itu Direktur Pemberdayaan Informatika, Bonifasius Wahyu Pudjianto kembali mengingatkan pentingnya memahami etika-etika dalam bermedia sosial. Pengguna medsos harus dapat memilah informasi yang masuk, karena selain mengandung hal-hal positif, ada pula nilai-nilai negatif di situ.
“Kita harus paham bahwa gadget itu seperti pisau bermata dua, selain mengandung nilai-nilai positif, juga dapat menimbulkan efek-efek negatif,” ujarnya.
Direktur Bonifasius menyarankan para guru agar dapat mengedukasi murid-murid mengenai pilar literasi digital. Pelatihan literasi digital menggunakan modul dan kurikulum yang menyasar empat pilar, yaitu digital skills, digital safety, digital ethics, dan digital culture.
“Ingat, kita jangan sampai kita terpengaruh dengan berbagai budaya, berita bohong, dan sebagainya yang mungkin makin meningkat pada tahun 2024 mendatang. Jadi kita harus cakap dan cerdas dalam menerima sebuah informasi,” pesannya.
Lihat juga: Luncurkan 4 Modul Literasi, Menkominfo: Agar Masyarakat Miliki Kecakapan Digital
Road show literasi digital terhadap 25 SMK di 5 Kabupaten NTB menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kompetensi dan pemerataan kecakapan digital bagi seluruh lapisan masyarakat. Targetnya sebanyak 51 juta orang terliterasi digital hingga tahun 2024. Kegiatan tersebut menjadi rangkaian program Kemkominfo dalam upaya mensukseskan Indonesia Makin Cakap Digital yang dirilis pada Mei 2021 lalu. (wpu)