Jakarta, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo melalui Ditjen Aptika di tahun 2022 ini menyiapkan infrastruktur dan pelatihan Ekosistem Digital Pariwisata di empat wilayah. Selain itu, Aptika juga memberikan pelatihan untuk para pelaku pariwisata.
Anggota Tim Pengembangan Pariwisata, Direktorat Ekonomi Digital Ditjen Aptika, Sudiono menerangkan pihaknya memberikan pendampingan bagi pengelola desa wisata bagaimana menggunakan teknologi digital.
“Kami berharap program ini mampu menarik para pengunjung datang ke destinasi wisata, sehingga bisa membangkitkan ekonomi pascapandemi bagi desa dan warga setempat,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (6/10/2022).
Tahun ini, jelas Sudiono, ada empat wilayah yang menjadi fokus pelatihan ekosistem digital pariwisata, yaitu Belitung, Borobudur, Bromo, dan Labuan Bajo. Setiap wilayah masing-masing terdiri dari dua desa.
“Baru-baru ini kami mengadakan pelatihan bagi dua desa terdekat dengan Gunung Bromo sebagai tindak lanjut ditunjuknya Wisata Gunung Bromo dalam Program Destinasi Super Prioritas (DSP),” katanya.
Pelatihan berupa pendampingan adopsi teknologi digital untuk Desa Gubugklakah dan Desa Ngadas di Kabupaten Malang itu mengenai promosi desa wisata mengadopsi teknologi digital. Seperti membuat video yang menunjukkan potensi Desa Gubugklakah dan Desa Ngadas.
Sudiono menambahkan pelatihan diberikan selama satu bulan yang terbagi dalam empat workshop. Materi pada workshop pertama hingga keempat antara lain penggunaan media sosial dan content creator, fotografi dan videografi, penggunaan drone, promosi desa wisata, analisis instagram, storytelling dan copywriting, serta virtual tour.
Lihat juga: Ignition 2021 Pantik Sektor Pariwisata Bangkit dengan Inovasi Digital
Sebelumnya, Menkominfo Johnny G. Plate mengungkapkan pelatihan yang diberikan meliputi virtual tour, adventure tourism, pelatihan bahasa inggris bagi pelaku wisata, pelatihan mitigasi risiko bagi pelaku pariwisata dan digital marketing.
“Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, akan terjadi peningkatan kompetensi sumber daya manusia di lokasi desa wisata dalam berbahasa Inggris, sehingga dapat berperan dalam mengembangkan pariwisata lokal atau regional,” ujar Menkominfo di Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Selain bantuan pelatihan Ekosistem Digital Pariwisata, Kementerian Kominfo juga terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas infrastruktur konektivitas di daerah Destinasi Pariwisata Super Prioritas.
Peran Serta BAKTI Kominfo
Terkait pengembangan ekosistem digital pariwisata, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kemkominfo turut menghadirkan akses layanan digital di Kantor Desa Sukarara, Lombok Timur dan salah satu pondok pesantren di wilayah itu.
Menurut Direktur Layanan TI untuk Pemerintah dan Masyarakat BAKTI, Danny Januar, pihaknya aktif melakukan pelatihan digital untuk mengoptimalkan pemanfaatan jaringan telekomunikasi yang telah dibangun. BAKTI selain memiliki tugas pokok menghadirkan infrastruktur di daerah nonkomersil, juga ikut mendorong tumbuhnya ekosistem digital di sana.
“Secara umum tumbuhnya ekosistem digital akan menghadirkan inovasi dan solusi seiring hadirnya infrastruktur telekomunikasi, sehingga bisa memberi dampak bagi teman-teman di daerah nonkomersil. Nah di sini (Desa Sukarara) kami lihat banyak potensi dan perlu didorong,” ujar Danny di sela kunjungan ke Desa Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Rabu (5/10//2022).
Sejak 2019, BAKTI telah melakukan pelatihan digital marketing kepada 30 UMKM di Desa Sukarara. Program tersebut telah dirasakan manfaatnya bagi penduduk Desa Sukarara. Omzet para pelaku UMKM di Desa Sukarara mengalami peningkatan dan jangkauan pasar juga semakin luas, bahkan hingga ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, dan Jerman.
Lihat juga: Kolaborasi Empat Instansi Kembangkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas
Dalam memberikan pelatihan digital bagi pelaku UMKM, BAKTI Kominfo telah bekerja sama dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia atau idEA. Kerja sama tersebut telah menghasilkan 40 kurikulum yang bisa disesuaikan dengan segmen UMKM.
“Tidak hanya pelatihan digital untuk UMKM, khusus di Desa Sukarara, BAKTI juga mengadakan pelatihan bahasa Inggris untuk 500 warga dalam rangka mempersiapkan SDM pariwisata untuk menghadapi pemulihan sektor ini yang mulai terlihat,” terang Danny.
BAKTI Kominfo kini menargetkan lebih banyak pelatihan-pelatihan sejenis untuk bisa dilakukan di tempat-tempat lainnya terutama kawasan 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) demi tercapainya akselerasi transformasi digital. (lg)