Nusa Dua, Ditjen Aptika – UMKM Go Online Indonesia merupakan salah satu program pemerintah untuk mendukung para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam meningkatkan akses pemasaran, efisiensi dan efektivitas operasional lewat platform digital.
Kementerian Kominfo melalui Ditjen Aptika turut ambil bagian dalam memberikan pendampingan para pelaku UMKM biar melek teknologi digital. Program tersebut sudah dilakukan sejak 2019 dan berlangsung hingga tahun 2024. Adapun program ini juga bagian dari percepatan pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.
Untuk mendukung program itu, pada Mei 2022, Kementerian Kominfo meluncurkan Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi UMKM. Melalui program ini, pemerintah berupaya mengoptimalisasi potensi dan produktivitas UMKM melalui digitalisasi, khususnya bagi UMKM yang masih menjalankan usaha secara luring atau offline.
Pada perhelatan HUB.ID Summit 2022 5-6 September 2022 di Nusa Dua, Bali, Kemkominfo mengenalkan UMKM Go Online itu kepada para perusahaan rintisan (startup) lokal, investor dan mitra bisnis.
“Makanya kita kerja sama dengan 21 platform digital, mudah-mudahan dari event ini kita dapat mitra lainnya yang bisa kita ajak kerja sama,” ungkap Ketua Tim Adopsi Teknologi Digital UMKM, Direktorat Ekonomi Digital Kemkominfo, Puti Adella Elvina di Nusa Dua, Bali, Senin (5/9/2022).
Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 pada 2022 menyasar 30 ribu UMKM di 13 kawasan, yaitu Sumatera Utara; Bangka Belitung; Banten; DKI Jakarta; Jawa Timur; DI Yogyakarta dan Jawa Tengah; Maluku Utara; Nusa Tenggara Barat; Nusa Tenggara Timur; Sulawesi Tenggara; Kalimantan Barat; Papua; dan Papua Barat.
Lihat juga: Bangkitkan Ekonomi Nasional Pasca Pandemi, Kominfo Luncurkan Program Adopsi Teknologi Digital 4.0 Bagi UMKM
Menurut Puti, pendampingan dilakukan kepada UMKM yang aktif berjualan di platform digital. Produk mereka antara lain, makanan dan minuman, fesyen, kerajinan tangan, dan kerajinan kulit. Kegiatan pendampingan ini melibatkan 165 fasilitator terdiri dari para local hero dari masing-masing 13 kawasan tersebut. Mereka memberikan pendampingan baik secara daring maupun luring.
Dijelaskan, program peningkatan kapasitas secara daring selama ini menggandeng 21 platform digital yang berkiprah dalam social commerce, e-commerce, agregator, teknologi finansial, sistem dan teknologi PowerPoint. Program berlangsung selama 6 bulan, dimana UMKM yang menjadi peserta pendampingan akan mendapatkan benefit berupa paket data, akses terhadap aplikasi agregator, materi pembelajaran daring atau learning management system, serta pendampingan gratis dari berbagai platform digital.
Sebelum dilakukan pendampingan, Kemkominfo melakukan penilaian terlebih dulu terhadap UMKM yang disasar dalam program Adopsi Teknologi Digital ini. Level adopsi teknologi digital bagi UMKM dilakukan bertahap dalam empat level, mulai dari beginner, observer, adopter, dan leader.
Lebih lanjut Puti menerangkan, pada tahap beginner, kategorinya adalah pelaku UMKM yang masih menggunakan media sosial untuk pemasaran. Sementara, tahap observer pelaku usaha sudah menggunakan e-commerce dan beberapa fitur-fitur yang ada di e-commerce. Adapun, tahap adopter sudah mampu menggunakan sistem teknologi.
“Jadi dia (level adopter) sudah mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi usahanya. Seperti memakai kasir online, pencatatannya tidak tradisional lagi tapi dia sudah menggunakan aplikasi dalam hal pencatatan keuangan. Bahkan nanti misalnya untuk manajemen pelanggan manajemen rantai pasok sudah secara online. Termasuk transaksi sudah cashless menggunakan sistem,” jelasnya.
Sementara untuk level leader, Puti menambahkan, mereka sudah menggunakan aplikasi PowerPoint. Aplikasi tersebut menyediakan data analitik terkait produk maupun potensi pasar, memperkirakan preferensi konsumen, dan apa yang digemari oleh konsumennya.
Lihat juga: Tingkatkan Daya Saing Produk Indonesia, GNBBI jadi Titik Penting Bangkitkan Bisnis UMKM
Kenapa Kominfo menyokong Adopsi Teknologi Digital bagi UMKM? Menurut Dirjen Aptika, Semuel A. Pangerapan, UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia karena mampu menyerap 97 persen tenaga kerja nasional. Kelompok UMKM juga berkontribusi sebesar 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Dirjen Aptika mengungkapkan pada 2021 lalu Kemenkominfo juga telah memfasilitasi pendampingan terhadap 26 ribu UMKM untuk aktif berjualan (active selling) secara digital bagi produsen sektor pengolahan di 10 Kawasan Pariwisata Prioritas. Sektor pengolahan terdiri atas makanan dan minuman, kerajinan kayu dan anyaman, tekstil dan pakaian jadi, furnitur, serta kerajinan kulit dan kerajinan tangan. (Arnoldus Dhae/OL)