Jakarta, Ditjen Aptika – Pembangunan infrastruktur TIK secara masif di tanah air perlu diikuti kecakapan digital yang baik bagi semua kalangan, termasuk para siswa dan mahasiswa. Sebagai generasi penerus bangsa, mereka diharapkan menjadi SDM unggul menyambut era Digital 5.0.
Untuk itu, Ditjen Aptika bekerja sama dengan Pemerintah DKI, Kemendikbudristek, Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI) dan GESS Asia menggelar Kickoff Literasi Digital Sektor Pendidikan bagi siswa SMK dan tenaga pendidik di wilayah Provinsi DKI termasuk Kepulauan Seribu.
“Agar siswa SMK dan tenaga pendidik bisa memanfaatkan infrastruktur TIK dengan lebih baik, lebih positif, tidak ada cyber bullying dan semua hal yang melanggar ketentuan dalam UU ITE,” kata Sekretaris Ditjen Aptika, Slamet Santoso saat memberi sambutan di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2022).
Dengan memiliki kecakapan digital yang baik, lanjut Slamet, diharapkan dapat mengantar masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang beretika dan berbudaya dalam pemanfaatan berbagai aplikasi, layanan dan media berbasis internet.
“Kami targetkan tahun ini pelatihan literasi digital menyasar 50.000 siswa SMK. Harapannya para peserta dan miltistakeholder dapat menggerakkan kita semua untuk lebih positif menggunakan ruang digital, menjadi lebih baik dan lebih produktif,” tuturnya.
Dalam Renstra Kementerian Kominfo 2024, program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) memiliki target 50 juta masyarakat Indonesia terliterasi secara digital. Jumlah 50 ribu ini, menurut Slamet, hanya sebagian kecil untuk mencapai target nasional tersebut.
“Mudah-mudahan dengan bantuan diseminasi informasi dari media serta ekosistem digital, pada 2024 masyarakat Indonesia telah memiliki kecakapan digital yang memadai. Kegiatan hari juga untuk mendukung program Makin Cakap Digital yang diluncurkan presiden pada 2021 lalu,” ungkap Sesditjen Aptika.
Lihat juga: Presiden Jokowi: Literasi Digital akan Tingkatkan Kecakapan Digital Masyarakat
Mengingat saat ini di Indonesia masih dalam kondisi pandemi Covid-19, ujar Slamet, metode pembelajaran dilakukan secara hybrid (luring dan daring). Sedangkan materi pembelajaran terdiri dari empat kurikulum, yaitu digital skills, digital safety, digital ethics, dan digital culture.
“Jadi empat kurikulum inilah yang kita sampaikan ke seluruh masyarakat, termasuk yang hari ini akan kita sampaikan kepada pelajar SMK di seluruh Provinsi DKI Jakarta,” tutup Sesditjen Slamet Santoso. (hm.ys)