Bali, Ditjen Aptika – Kementerian Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi meluncurkan 58 buku kolaborasi literasi digital di Titik Temu Coffee, Seminyak, Bali. Buku-buku yang diluncurkan itu bisa diunduh secara bebas dan gratis oleh masyarakat.
Dewan Pengarah Siberkreasi, Donny Budi Utoyo dalam sambutan dan sekaligus membuka acara Peluncuran 58 Buku Kolaborasi Seri Literasi Digital itu menyatakan toleransi yang ada saat ini adalah hasil dari tingkat literasi yang tinggi serta kebebasan berekspresi. Tingkat toleransi semakin tinggi jika apresiasi dan etika ini ada ketika berpendapat.
“Kebebasan berekspresi ini nggak bisa dipisahkan dengan etika dan toleransi. Mereka ini harus jadi satu. Jika tidak, bisa menimbulkan masalah bahkan bisa berujung ke ranah hukum. Alangkah indahnya jika ada perbedaan pendapat, ya diberikan juga tempat untuk berdiskusi secara baik,” katanya di Bali, Minggu (31/07/2022).
Melalui peluncuran tersebut, Donny berharap masyarakat bisa menggunakan buku-buku literasi digital secara masif untuk kepentingan pendidikan. Masyarakat bisa mengunduh buku-buku literasi digital tersebut melalui situs literasidigital.id.
Selain GNLD Siberkreasi, ada tujuh mitra jejaring yang berkolaborasi dalam peluncuran buku itu, yaitu CfDS (Center for Digital Society) Universitas Gadjah Mada, Common Room, Hipwee, Klinik Digital Universitas Indonesia, ICT Watch, MAFINDO, dan Relawan TIK.
Lihat juga: Luncurkan 4 Modul Literasi, Menkominfo: Agar Masyarakat Miliki Kecakapan Digital
Seperti diketahui, Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang dilakukan oleh Kemkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021 menyatakan Indonesia menduduki kategori “sedang” dalam hal kapasitas literasi digital dengan nilai 3.49 dari 5.00. Peluncuran 58 buku kolaborasi menjadi bagian dari upaya Kemkominfo memperbaiki hal tersebut.
Sementara itu Erni Sulistyowati selaku perwakilan dari Common Room, menjelaskan secara singkat 10 buku yang dibuat dengan tujuan menurunkan kesenjangan digital di Indonesia. Ada buku yang membahas tentang peningkatan kapasitas di bidang teknologi informasi, pemanfaatan digital, kebijakan dan regulasi, serta pembelajaran teknologi informasi dan layanan berbasis komunitas.
“Saya harap semoga buku ini ada dan terus berkembang mengikuti dinamika yang ada dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Semoga buku ini juga dapat berkontribusi untuk menyelesaikan kesenjangan digital di Indonesia, khususnya pedesaan dan daerah terpencil,” terang Erni.
Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @siberkreasi, @literasidigitalkominfo atau website info.literasidigital.id. (hd)